Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Adaptability

23 April 2020   20:15 Diperbarui: 23 April 2020   20:26 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karenanya, jika seseorang siap mengambil resiko berarti dia komitmen terhadap mencoba sesuatu. Proses ini hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki dan mempertahankan growth mindset. Fikiran yang mau belajar dan berkembang. Mereka akan terus belajar dan beradaptasi terhadap setiap kondisi yang berkembang.

Virus Sars-Cov 2 bukan virus yang tidak bisa dihentikan. Penyebarannya ada dalam 3 fase kurva epidemic. Mulai dari Fase ke-1 pembendungan (containment), Fase ke-2 penularan (community transmission) hingga Fase ke-3 saat wabah (outbreak). Adaptasi kita terhadap setiap fase berbeda-beda, kalaupun tidak disebut tergagap-gagap. 

Mulai dari yang tegas dan keras hingga yang lebih lembut dan persuasive.  China, Italia dan India, misalnya, segera melakukan lockdown saat wabah virus corona melanda. 

Singapura dengan keunggulan teknologinya, lebih soft melakukan early contact tracing saat data penularan di negeri itu mulai dilaporkan. Berbeda dengan Korea Selatan yang melakukan serangkaian test, identifikasi, isolasi, Hongkong justeru terus mengkampanyekan kedisplinan menggunakan masker dan social distancing.

Pemerintah Indonesia walaupun tertatih-tatih akhirnya menempuh jalan yang lebih moderat dari lockdown, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Banyak pihak menganggap keputusan ini terlambat. Virus Sars-Cov 2 terlanjur masuk ke Indonesia, menyebar kemana-mana tanpa bisa dicegah lagi. Pemerintah Indonesia terjebak dalam ruang gelap saat harus mengambil kebijakan akibat kompleksitas masalah yang dihadapi, a full --spectrum decision.

Kondisi ini pernah dialami George Washinton saat perang revolusi di Amerika Utara pada 1776. Dalam ketidakpastian, Washinton berusaha keluar dari hegemoni Inggris.

Saat yang bersamaan tentara Inggirs mulai masuk ke New York. Meskipun yakin serangan akan diluncurkan, tidak ada yang tahu kapan sesungguhnya hal itu akan dilakukan. 

Washington berfikir keras. Dimana kapal Inggris akan berlabuh, dan apakah arus East River berpengaruh dalam pergerakan para prajurit? Melalui perang revolusi ini Washington dikenang dalam sejarah America. Dia membuat keputusan yang sulit dalam ketidakpastian.

Sejarah dan peristiwa masa lalu seringkali menjadi arena pembelajaran yang baik. Kita hanya perlu beradaptasi, agar bisa mengambil keputusan yang tepat, cepat dan bisa diterapkan.

referensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun