Mohon tunggu...
Aryanto Wijaya
Aryanto Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bekerja sebagai Editor | Jatuh cinta pada Yogyakarta Ikuti perjalanan saya selengkapnya di Jalancerita.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Satu Hari di Temanggung

17 Februari 2013   21:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:43 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kota Temanggung - Sumber foto : http://temanggungcity.files.wordpress.com/2008/10/setda-temanggung.jpg

Kota Temanggung merupakan salah satu kota kecil yang terletak di provinsi Jawa tengah. Kota yang berada di antara kaki Gunung Sumbing dan Sindoro ini menawarkan kesuburan tanah yang membawa kesejahteraan penduduknya karena komoditi utama berupa tembakau tumbuh subur di kota ini.

Pada tanggal 8 Februari yang lalu, aku berkesempatan untuk pergi menjelajah kota Temanggung. Karena saat itu perkuliahan semester II masih libur, maka aku merencanakan suatu touring bersama teman-teman dari Jogjakarta menuju Temanggung. Perjalanan dilalui menggunakan sepeda motor dan melewati rute jogja-magelang-temanggung. Butuh waktu sekitar dua jam untuk tiba di kota Temanggung.

Perjalanan dimulai dari Jogja tepat pukul 06:30. Motor pun terus melesat ke arah utara meninggalkan Daerah Istimewa Yogyakarta. Perjalanan di pagi hari memang terasa menyenangkan, selain dikarenakan udara yang masih segar, jalanan pun tidak terlalu padat sehingga sembari nyetir motor, sambil menikmati pemandangan sekitar juga.

Melewati kota Magelang, aku sedikit terkagum karena sebelumnya belum pernah datang ke Kota Magelang. Jalanan yang rapi, bersih, serta taman kota yang tertata rasanya membuat mata ini betah. Perjalanan menuju Temanggung tinggal sedikit lagi, motor pun segera dipacu dan akhirnya meninggalkan kota Magelang menuju Secang dan whusss Kota Temanggung Bersenyum.

Objek penjelajahan yang pertama kali dituju adalah alun-alun kota. Rasanya kurang afdol kalau pergi jalan-jalan ke kota orang tanpa mengunjungi alun-alunnya. Sekilas tak ada yang terlalu istimewa dari alun-alun ini. Ada pohon rindang serta becak-becak mainan yang disewakan kepada pengunjung yang membawa balita. Di sudut alun-alun terdapat seorang penjual gelembung sabun (balon sabun) yang menjajakan dagangannya seharga Rp 1.500,- per botol.

13611110731100662099
13611110731100662099

Sumber: papan himbauan di alun-alun

Sembari duduk di bawah pohon untuk menghindar dari terik panas, aku juga membeli dua botol balon sabun dan meniupnya. Bulatan-bulatan balon sabun pun menghambur ke berbagai penjuru alun-alun seiring dengan angin yang bertiup.

Puas menikmati alun-alun, perjalanan pun dilanjutkan menuju mata air Jumprit, yang berjarak sekitar satu jam berkendara dari kota Temanggung menuju ke arah Parakan.

Sepanjang perjalanan, pemandangan gunung Sindoro dan Sumbing terlihat jelas berdiri kokoh menaungi kota Temanggung. Jalanan semakin menanjak. Deretan rumah warga pun perlahan berganti menjadi pemandangan khas pegunungan. Hamparan lahan hijau berupa perkebunan pun terbentang luas memuaskan mata.

Setibanya di Umbul Jumprit, udara berubah menjadi dingin dan segar. Maklum karena Jumprit terletak diatas ketinggian kurang lebih 2100 meter dpl. Di depan loket masuk para pengunjung akan disambut oleh sekelompok kera-kera yang asyik berduduk ria di pelataran parkiran motor. Biaya masuk bagi pengunjung adalah Rp 5.000,- tetapi aku cukup beruntung karena saat berkunjung ke Jumprit, tidak ada petugas yang menjaga. Hingga ketika kami mau pulang pun tak tampak satupun petugas yang menunggu pintu masuk. Alhasil, sebagai anak kost aku pun bahagia karena bisa masuk tempat wisata dengan gratis, hahaha.

13611118491738740873
13611118491738740873

Sumber: Loket Masuk Wisata Umbul Jumprit

1361111936812403774
1361111936812403774

Sumber: mata air

Jumprit sebenarnya adalah tempat yang disakralkan oleh umat Buddha, dan air dari tempat ini pun dipercaya membawa berkat. Selain airnya yang jernih dan segar, mata air jumprit pun tidak pernah mengering sekalipun musim kemarau, dan air inilah yang nantinya mengisi aliran sungai Progo.

Puas menikmati dinginnya air di Jumprit, penjelajahan dilanjutkan dengan kuliner. Bakso Lombok Ijo menjadi pilihan. Karena perut sudah keroncongan, maka motor pun dipacu dengan sedikit cepat.

13611122501453583010
13611122501453583010

Sumber: Bakso Lombok Ijo, 7000 semangkuk

Mata melotot, dan satu porsi bakso plus es jeruk pun dipesan. Aku memesan bakso tanpa lombok (cabe/cengek), tetapi temanku dengan perkasa meminta baksonya ditambah 15 lombok, sampai-sampai ia mandi keringat seraya menyantap bakso.

Tidak ada bihun atau mie dalam satu mangkok bakso ini, tetapi ada lontong (kupat) yang ditemani dengan tahu serta kerenyahan kerupuk.

Karena bakso dirasa kurang mampu memenuhi perut, maka kuliner sesi dua pun dilanjutkan. Kali ini tujuannya adalah nasi jagung yang dijual di pinggiran jalan.

1361112552492762882
1361112552492762882

Sumber: Nasi Jagung

satu porsi nasi jagung dipatok harga Rp 4.000,-. Bagi yang baru pertama kali mencoba, nasi jagung terbuat dari tepung jagung dan rasanya hambar. tetapi , jangan takut untuk mencoba karena nasi jagung yang satu ini disantap bersama dengan urap sayur dan ikan asin yang membuat rasanya cukup unik di lidah.

Akhirnya, perut pun terisi dengan maksimal dan sesi perjalanan terakhir adalah menyusuri kota sembari menikmati suasana senja. Jalanan yang bersih dan tertata, nyaris tidak terlihat sampah berserakan, apalagi kemacetan membuat kota ini serasa begitu damainya.

Perlahan mentari pun mulai surut dan cahayanya mulai tergantikan dengan lampu-lampu di setiap sudut rumah dan jalanan. Perjalanan satu hari di Temanggung pun harus diakhiri dan motor pun segera dipacu menuju Jogjakarta, agar tidak terjebak hujan karena langit dengan mendung tebal menggantung di angkasa.

1361112975565488039
1361112975565488039

Sumber: eksis dulu di belantara pinus wana wisata jumpit

1361113078298679253
1361113078298679253

Sumber: narsis bersama ibu penjual nasi jagung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun