Mohon tunggu...
Aryani Wijayanti
Aryani Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

mencoba mengekspresikan fikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Love

Menikah bukan Ajang Perlombaan

23 April 2024   23:27 Diperbarui: 30 April 2024   14:38 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kasus rumahtangga yang hancur dalam umur pernikahan yang cukup singkat. Berkaca dari kasus-kasus yang ada, sobat kompasianer bisa belajar lebih agar mengupayakan kestabilan pernikahan.

Kegagalan rumahtangga bisa terjadi karena faktor ekonomi, keluarga, perselingkuhan, KDRT, usia, ketidakcocokan, dll. Dengan demikian kita dapat berfikir resiko apa yang mungkin akan dihadapi ketika dihadapkan dalam pilihan-pilihan demi langgengnya pernikahan misalnya menjalani kehidupan long distance relation ship (LDR). Resiko perselingkuhan pasti besar. 

Contoh lain untuk menghindari faktor campur tangan keluarga yang dominan dalam pernikahan, sebaiknya ketika sudah menikah, pisah rumah dengan keluarga. Selain menjadi lebih mandiri, lebih bebas mengatur rumah tangga sendiri, hal itu juga menyebabkan rumah tangga kita jauh terintervensi dari pihak luar.

Untuk mendapatkan kebahagiaan lahir-batin, menurut saya pribadi setidaknya ada empat kunci utama yang perlu diperhatikan :

  • Pasangan harus mempunyai visi-misi yang sama. Visi-misi menentukan arah pernikahan itu akan ke mana. Visi-misi harus ditetapkan di awal pernikahan.  Seandainya yang satu ingin berlayar ke Australia, pasangan yang lain ingin berlayar ke Amerika maka tidak akan menemukan titik temu dan bisa menyebabkan percekcokan yang terus-menerus dalam pernikahan karena tujuan awalnya berbeda.
  • Setiap pasangan harus paham akan hak dan kewajibannya masing-masing. Tidak perlu saling iri, ataupun merasa paling berat sendiri dalam menjalankan tugasnya. Semua sudah mempunyai porsinya masing-masing dan akan dimintai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya masing-masing kelak.
  • Mempunyai komitmen yang tinggi antarpasangan dalam memperjuangkan pernikahan. Ketika kita sudah menentukan pilihan, kita harus bertanggungjawab terhadap pilihan kita dan berusaha melakukan yang terbaik untuk rumahtangga kita.
  • Komunikatif; Apapun permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga selama ada komunikasi yang efektif di antara kedua pasangan, insya Allah akan terpecahkan.

Semoga bagi seluruh para jomblowan dan jomblowati segera dipertemukan dengan pasangan yang tepat. Tetap semangaaaaat.

Aryani Wijayanti

23 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun