Rupanya turis mancanegara masih yang mendominasi. Beberapa gadis ABG kulit putih berkumpul tak jauh dari tempatku duduk. Wajah-wajah bule berparas ganteng dan cantik yang berpasang-pasangan, ataupun wajah-wajah oriental bermata sipit sudah menjadi pemandangan lumrah di sana. Umumnya mereka ditemani oleh guide lokal yang sudah fasih berbahasa asing. Saya hanya memperhatikan saja, ingin mengajak ngobrol tapi takut mereka nanti gak ngerti dengan bahasa inggris saya yang gak karu-karuan :-p.
Tak berapa lama si penjual tiket datang. Setelah membeli tiket, kami hanya perlu menunggu sebentar sampai dipanggil untuk naik ke kapal Maruti Express. Ternyata jarak loket dan kapal cukup jauh. Kami harus berjalan di tepian pantai yang dipadati oleh pengunjung dan lapak-lapak penjual. Saya berpikir, kasihan kalau wisatawan yang sudah tua atau anak-anak kalau harus berjalan kaki sejauh itu.
Saat itu cuaca cerah, perjalanan dari Sanur ke Nusa Penida memakan waktu sekitar 30 menit dengan goyangan kapal yang menurut saya cukup terasa. Untunglah Kapal Maruti Express berukuran besar dan nyaman untuk dinaiki sehingga saya tidak merasa mabuk laut. Sesampainya di Pelabuhan Toyapakeh, kami langsung dijemput Bu Siti dan sopirnya untuk diantar langsung ke penginapan yang berada tidak jauh dari pantai. Karena keterbatasan waktu, kami segera ganti baju dan bersiap untuk memulai trip di Nusa Penida ini.
*****
Di hari pertama, tujuan kami adalah pantai-pantai di sebelah barat Nusa Penida seperti Angel's Billabong, Pasih Uug (Broken Beach), Kelingking Beach dan Crystal Bay. Perjalanan dengan mobil memakan waktu sekitar satu jam dengan kontur jalan naik-turun melewati perbukitan, namun kondisi jalannya tidak terlalu bagus dan agak sempit. Kalau menurut saya mirip dengan di Gunung Kidul, dengan iklimnya yang kering dan banyak ditumbuhi pohon jati liar di sepanjang jalan.Â
Meskipun berada dalam satu provinsi, situasi Nusa Penida tidaklah sama dengan Pulau Bali. Bisa dibilang di sana adalah Bali versi kampungnya, dengan penduduk masih sedikit dan fasilitas terbatas. Makanya di sini cocok bagi yang senang dengan nuansa petualangan. Sebagian turis yang saya temui di sini adalah orang asing. Umumnya mereka mereka lebih memilih menyewa motor dan mengendarai sendiri. Bahkan, menurut cerita si sopir, banyak dari mereka tidak bisa naik mengendarai motor dan baru belajar saat itu juga. Saya juga sempat melihat dengan mata kepala sendiri, ada sepasang turis asing yang terjatuh saat naik motor menuju Angel's Billabong.
Uniknya Angel Billabong dan Broken Beach
      Setelah kurang lebih satu jam perjalanan dari Pelabuhan Toyapakeh, sampailah kami di pantai barat Nusa Penida.
"Wow, bagus banget!!"
Pasti kata-kata semacam itu yang terbersit di benak saat pertama kali melihat pemandangan di sini. Laut biru, tebing-tebing karang yang unik dan landscape alam yang cantik dihiasi pepohonan khas pantai seakan membayar kelelahan kami untuk sampai ke Nusa Penida. Tipe pantai di sini mirip seperti umumnya pantai-pantai di selatan Jawa, dengan tebing-tebing tinggi dan ombaknya yang besar. Warna lautnya bervariasi menandakan kedalaman yang bervariasi pula, ada yang biru, namun di beberapa bagian hijau toska.Â
Di kejauhan terlihat beberapa kapal yang terapung di atas laut. Tampaknya mereka adalah para wisatawan yang snorkling ataupun diving. Sayangnya saya gak bisa ikut snorkling, tp untuk saat ini tak apalah karena landscape di atas lautnya cantik banget. Di beberapa bagian pantai tampak sedang berlangsung pembangunan berupa jalan setapak, banyak kuli bangunan yang sedang bekerja di sana. Â