Asal tau saja, kami terlalu banyak membawa bekal makanan, mulai dari beras, wortel, kentang, brokoli dan bahan-bahan buat sayur sop, kacang hijau dll, tapi banyak yang akhirnya diberikan ke pendaki lain atau tukang jualan di Puncak Gede. Hmm... itu sebenarnya ide dari dari salah satu rombongan kami, tapi ternyata pada males makan apalagi masaknya hehe. Saya hanya tertawa dalam hati, kayak mau nginep beberapa hari aja, bikin beban bawaan makin berat.
Menjelang jam 10 pagi kami bersiap-siap ke Puncak Gede. Sebelumnya tak lupa berfoto-foto ria, meskipun gak dapet sunrise setidaknya bisa mejeng di antara bunga edelweis yang masih kuncup. Kami juga sempat mengambil air minum langsung dari mata airnya, rasanya seger banget ngalahin rasa air mineral merek ternama.
Perjalanan dari alun-alun ke Puncak Gede gak kalah capeknya. Beda ketinggiannya hanya sekitar 200 m, tetapi kemiringannya luar biasa. Fisik yang sudah kelelahan membuat saya terduduk berkali-kali dan serasa ingin muntah. Setelah hampir 2 jam akhirnya saya sampai di puncak.Â
Di sanapun ternyata pemandangan 3 kawah Gunung Gede dan Puncak Pangrango tertutup kabut, begitu juga dengan gunung-gunung di sekitarnya. Untungnya pemandangan Alun-alun Suryakencana masih kelihatan. Ya sudah, lupakan foto-foto ciamik, yang penting sudah berhasil sampai di ketinggian 2958 m dpl.
Apesnya lagi karena saya pakai sepatu trekking yang kurang nyaman, dengan alasnya agak tinggi terutama di bagian tumitnya. Otomatis ketika posisi jalan menurun ujung jari-jari kaki terutama jempol akan terbentur ke bagian ujung sepatu meskipun saya berusaha mendarat dengan tumit, apalagi saya tidak memakai tongkat untuk menahan beban tubuh dan itu berlangsung terus sepanjang perjalanan turun.Â
Ditambah lagi jalur Cibodas yang kontur jalannya dibuat berbatu-batu, membuat langkah demi langkah kaki terasa menyiksa. Hujanpun seakan tak mau ketinggalan untuk mengiringi perjalanan kami turun.
Jalur Cibodas sebenarnya lebih landai dibanding Gunung Putri, tetapi jarak tempuh lebih panjang sekitar 11 km dengan 14 shelter (dari bawah menuju puncak : Tarengtong-Telaga biru - Panyangcangan (Simpang Cibereum) - Rawa denok 1 - Rawa denok 2 - Batu kukus 1 - Batu kukus 2 - Batu kukus 3 - Pondok Pemandangan - Air panas - Kandang batu – Panca Weleuh - Kandang Badak).Â
Banyak banget ya, pantesan gak sampai-sampai. Ada beberapa tempat bagus seperti curug (air terjun Panca Weuleuh) dan sumber air panas. Tetapi jujur saya tidak bisa menikmati perjalanan turun itu dengan baik karena menahan sakit di jari-jari kaki. Yang saya pikirkan gimana bisa cepat sampai di bawah dan menaruh beban bawaan keril.