Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Peucang, Pulau Eksotis di Ujung Kulon yang Bikin Susah Move-On

21 Februari 2016   12:06 Diperbarui: 27 Februari 2016   19:07 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rusa-rusa di sekitar penginapan (Dok.Yani)"]

[/caption]

*****

Siang menjelang sore, selepas makan siang dan sholat, saya beserta rombongan lainnya hendak trekking menuju Karang Copong, salah satu sisi pantai lain dari Pulau Peucang. Kami harus berjalan sekitar 7 km melewati hutan yang masih rimbun untuk mencapai pantai tersebut. Inilah uniknya Pulau Peucang, tidak hanya menyajikan keindahan pantai dan laut tetapi juga pesona hutan beserta tumbuhan dan binatang di dalamnya. Pantaslah tempat ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.

Hutan di pulau ini masih terjaga secara alami dan kaya akan flora dan fauna. Pohon-pohon tumbang pun dibiarkan apa adanya, tidak dipindahkan ataupun ditebang. Malah jadi spot yang keren buat foto-foto. Bentuk pohon di sini unik dan beragam, mirip seperti di kebun raya. Bedanya, di sini tidak ada jalan aspal dan suara kendaraan bermotor. Kami hanya mendengar suara-suara binatang hutan yang saling bersahut-sahutan. Di atas jalan setapak yang kami lalui dipenuhi dengan serasah dedaunan tebal berwarna kuning sampai mencoklat. Tanah yang berwarna kehitaman menandakan kalau tempat ini sangat subur. Di sela-sela pohon tampak sekawanan rusa sedang mencari makan, dan tak bergeming saat kami mengambil fotonya. Sesekali pula terlihat di sela-sela dedaunan burung merak dan rangkong dari arah kejauhan. Meskipun jauh, berjalan di hutan ini tidak terlalu melelahkan karena kontur tanahnya datar saja. Cahaya matahari hanya sedikit menembus kanopi pepohonan sehingga cuaca panas di pinggir pantai sama sekali tak terasa. Udara yang sejuk merupakan penanda betapa melimpahnya oksigen yang ada di pulau ini.

 

[caption caption="Hutan di Pulau Peucang (Dok. Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Rusa-rusa di tengah hutan (Dok. Yani)"]

[/caption]

Setelah satu jam lebih trekking melewati hutan rimba, akhirnya terdengar suara deburan ombak yang keras sekali. Rupanya kami sudah tiba di sisi lain pulau ini. Hanya berjarak beberapa ratus meter dengan jalan yang sedikit menanjak, kami sudah berada di atas tebing batu karang. Dari sini kita bisa melihat sebuah pulau kecil tak jauh dari pantai, yang terdiri dari karang dan pepohonan, dimana di bagian bawahnya hampir bolong karena gerusan ombak laut. Bentuknya mirip mulut sebuah gua. Inilah yang disebut Karang Copong. Tipe pantai di sini mirip sekali dengan pantai-pantai di selatan Pulau Jawa. Ombaknya besar dan berkarang. Jika kita terus berjalan menembus semak belukar di tepi pantainya, kita akan menemui tepian pantai dengan tebing karang yang tinggi. Dari atas, warna air lautnya biru jernih seperti air kolam, tetapi harus hati-hati jangan sampai terpeleset ke bawah tebing. Menurut si jagawana yang mengantar kami, para nelayan setempat sering mencari udang maupun lobster yang habitatnya memang di sela-sela karang seperti ini.

[caption caption="Salah satu pantai di dekat karang copong (Dok.Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Menuju karang copong (Dok.Yani)"]

[/caption]

[caption caption="Karang Copong (dok.Yani)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun