“Memotret itu mudah, termasuk memotret kuliner. Tidak pula harus dengan kamera canggih. Bahkan dengan kamera handphone sekalipun bisa mendapatkan hasil foto yang wow”. Begitulah kira-kira pesan yang ingin disampaikan setiap acara BBK alias Belajar Bersama Kampret. Bertempat di Taman Kuliner Jakarta hari sabtu lalu, sang master kampret Om Didiet memaparkan beberapa tips memotret makanan yang simple.
Berbeda dengan workshop food photography yang pernah saya ikuti sebelumnya. Kali ini materi terasa lebih mudah dicerna. Kalau dulu materinya memang menitik-beratkan pada penggunaan strobist di food photography, jadi agak berat. Padahal sebelum masalah strobistnya, ada beberapa kemampuan mendasar yang harus diasah dan dikuasai terlebih dahulu dalam memotret makanan. Tips ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan memotret genre lainnya.
Pertama, masalah komposisi, fokus dan sudut pengambilan. Memotret makanan dengan komposisi misalnya diagonal atau pengulangan bisa membuat foto menjadi lebih menarik. Foto yang diambil juga harus fokus ke makanan apa yang ingin ditampilkan atau bagian mana yang ingin ditonjolkan, bukan interior ruangan di sekitarnya. Dengan begitu detil makanannya bisa jelas terlihat karena objek tidak terlalu banyak. Sudut pengambilan yang berbeda juga bisa menghasilkan kesan foto yang berbeda pula. Cobalah memotret dari berbagai sudut dan cek hasilnya di komputer supaya bisa kita pilih mana angle yang paling baik.
Kedua, pencahayaan. Cahaya bisa berasal dari matahari ataupun buatan. Jika kita terpaksa memotret di ruangan yang cahayanya minim, bisa menggunakan cahaya lampu tambahan seperti senter. Kita harus tahu arah datangnya cahaya dan bagian mana yang harus diberi cahaya supaya foto yang dihasilkan bisa lebih artistik. Bisa jadi penggunaan tripod sangat diperlukan supaya kamera tidak goyang.
Ketiga, penyajian. Namanya memotret makanan, harusnya foto yang kita tampilkan harus sesuai dengan karakter si makanan tersebut. Misalnya, makanan pedas biasanya terwakili dengan adanya cabe. Foto steak sebaiknya menggunakan pisau dan garpu, bukan sendok. Background yang digunakan juga harus netral misalnya karton berwarna putih, supaya kontras dengan warna makanannya. Memang dibutuhkan jiwa seni untuk membuat foto kuliner yang cantik dan menggugah selera.
Tips-tips di atas nampak sangat sederhana. Bisa dipraktekkan dengan menggunakan kamera handphone, poket maupun DSLR. Tetapi ternyata prakteknya tidak semudah itu. Terkadang saya juga agak kesulitan menentukan komposisi makanannya dan bagian mana yang harus difokuskan, apalagi setting kameranya. Kuncinya supaya kita mahir hanya satu yaitu, terus berlatih dan berlatih.
Berikut saya sertakan foto-foto hasil jepretan saya hari sabtu kemarin di Taman Kuliner.
[caption caption="Nasi bakar (Dok. Yani)"][/caption]
[caption caption="Cabe-cabean (Dok. Yani)"]
Semoga bermanfaat.
Bogor, 12 Oktober 2015
Jangan lupa ikuti Jebul grup kampret tentang fotografi kuliner di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H