[caption id="attachment_378028" align="alignnone" width="576" caption="Jambatan Kelok 9 (DOk. Yani)"][/caption]
Kalau umumnya orang lebih mengenal Sumatera Barat dengan jam gadangnya di Bukittinggi. Kini, Jembatan Kelok 9 pun yang tidak kalah menarik dan sayang untuk dilewatkan. Memang sih, hanya berupa jalan dan jembatan. Tapi yang membuat istimewa adalah pemandangan alam dan tentu saja arsitektur jembatannya yang unik.
Terletak di sebelah timur kota Payakumbuh, jalur ini menjadi penghubung Sumatera Barat dan Riau. Menurut sumber berita yang saya baca, kelok 9 sebenarnya sudah dibangun sejak zaman Hindia Belanda di awal abad ke-20. Kondisi jalan yang berkelok dan sempit melintasi bukit barisan ini menyebabkan perjalanan kendaran yang melaluinya menjadi agak lama. Sedangkan volume kendaraan yang melintas di kelok 9 mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Untuk kelancaran lalu lintas, akhirnya pemerintah berinisiatif membangun sebuah jembatan berkelok-kelok di antara perbukitan di sekitar kelok 9.
Jembatan Kelok 9 ini merupakan hasil rancangan anak bangsa. Kira-kira memakan waktu 10 tahun sejak awal pembangunannya di tahun 2003, sampai diresmikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2013 lalu. Terdiri dari 6 buah jembatan dengan tiang-tiang beton kokoh, yang menyeberangi bukit bolak-balik dan sungai di bawahnya. Di sepanjang jalan layang dipancangkan lampu-lampu yang berfungsi sebagai penerangan pada malam hari. Jembatan keempat memiliki kontruksi yang berbeda dengan jembatan lainnya karena di bawahnya memiliki bentuk pondasi yang melengkung. Terlihat indah saat diambil gambarnya dari sisi jalan di atasnya.
Jembatan ini masih terbilang baru, mungkin banyak pula warga Sumatera Barat sendiri yang belum pernah ke sini. Memasuki kawasan kelok 9 sekitar bulan lalu (21/3/15), saya jadi teringat pemandangan di kawasan Puncak Bogor. Hampir miriplah. Tapi tentu saja lain, karena di sini arusnya lalu lintasnya tidak sepadat di Puncak. Jalan mulus dan bebas macet dan sedikit polusi, tentu saja ini pemandangan langka buat saya yang sehari-hari tinggal kawasan padat macam Bogor. Udaranyapun sejuk dengan pemandangan perbukitan dan hutan yang masih relatif hijau. Aliran sungai di atas bebatuan bisa kita saksikan sepanjang jalan. Bagi pengendara yang melintasi kawasan ini, Jembatan Kelok 9 bisa jadi alternatif suguhan wisata. Banyak yang sengaja berhenti, untuk sekedar berfoto dengan latar belakang jalan layang. Untunglah di beberapa ruas jalan layang dibuat agak lebar sisinya sehingga memungkinkan untuk memarkir mobil tanpa mengganggu arus lalu lintas. Tempat ini juga dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima untuk berjualan. Agak merusak pemandangan sih, karena view jembatan jadi terhalang oleh warna-warni tenda. Tapi...ya mau bagaimana lagi...toh mereka juga mencari rizki dengan berjualan dan para pengendarapun banyak beristirahat dan menikmati pemandangan sambil menikmati jagung bakar atau minum es kelapa muda...hmm mak nyuss!!
Saya sendiri tidak tahu kelok 9 itu dihitungnya mulai dari mana. Kalau dari atas mungkin jalannya bisa jelas terlihat seperti ular yang meliuk-liuk. Tapi kalau mau mengambil foto jembatan kelok 9, mungkin spot yang paling bagus adalah dari sisi jalan yang paling atas. Dari situ bisa terlihat bentuk jalan layang yang berkelok dengan lengkung pondasi beton di jembatan 4, serta sungai yang membelah perbukitan. Tak berapa jauh, kita bisa balik arah melewati jalan kelok 9 yang lama, sambil menikmati jembatan dari sisi yang berbeda. Di dekat situ ada juga air terjun mini, dan waktu itu saya lihat ada juga yang sedang berfoto-foto di situ. Padahal menurut saya sih biasa saja hehe.
[caption id="attachment_378030" align="alignnone" width="576" caption="Jalan Layang (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378031" align="alignnone" width="576" caption="Kendaraan yang melintasi salah satu jembatan (DOk. Yani)"]
[caption id="attachment_378033" align="alignnone" width="576" caption="Ramainya pedagang warung tenda (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378034" align="alignnone" width="576" caption="Salah satu warung tenda yang berjualan makanan (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378035" align="alignnone" width="576" caption="Jalan Kelok 9 yang lama (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378036" align="alignnone" width="576" caption="Deretan warung tenda warna-warni (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378038" align="alignnone" width="384" caption="Air terjun mini di salah satu sisi jalan (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378039" align="alignnone" width="576" caption="Jembatan 4 dari sisi bawah (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_378040" align="alignnone" width="384" caption="Salah satu spot Jembatan Kelok 9 yang indah, sungai yang membelah perbikitan (Dok. Yani)"]
Agaknya Jembatan Kelok 9 bisa dipertimbangkan untuk jadi alternatif tujuan wisata bagi turis yang berkunjung ke Sumatera Barat. Murah meriah pula. Semoga saja pemerintah setempat bisa mengelola kawasan ini lebih baik. Dan tentu saja mari sama-sama menjaga keasrian lingkungan di sekitarnya.
Salam jalan-jalan!!
Bogor, 12 April 2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI