Untuk sebuah nama bernama ibu Yang tidak bisa kusebut lagi Siang itu… Kulihat tubuhmu terbujur kaku di lantai Seketika kutahu kita tidak bisa berjumpa lagi di sini Hujan lebat mengiringi kepergianmu ke rumah abadimu Tapi air mata ini tumpah lebih deras
Kini… Mengenangmu menciptakan kerinduan dan penyesalan Yang tak terbayar meski dengan air mata darah Meski setumpuk keletihan yang kau rasakan Sudah tak terhitung tetes air mata tumpah dalam mata batin Tak terhingga kekesalan atas bantahanku menghujam sanubarimu Tetapi pintu maafmu selalu terbuka Doamu seperti mata air yang tak pernah kering Sakitmu tak pernah kau keluhkan Dan Tuhan menyayangimu Maka Dia pindahkan ibuku ke tempat yang tenang dan nyaman
Untuk sebuah nama bernama ibu Kini kita berbeda dunia Tapi rinduku abadi untuk ibu Akan kubayar semua kesalahan yang tak terbayar Dengan doa dan cinta untukmu
Bogor, 13 November 2012
Kenangan atas perpisahan dengan alm.ibu di dunia fana ( 31 Oktober 2004 - 13 November 2012) Silahkan lihat
WPC-26 di sini Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Puisi Selengkapnya