Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Susahnya Tiket KA Ekonomi untuk Akhir Tahun, Calo-Calo Bertebaran di Stasiun

16 November 2012   06:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:15 2011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_216621" align="aligncenter" width="540" caption="Di Stasiun Pasar Senen"][/caption] Libur akhir tahun (natal dan tahun baru) masih 1,5 bulan lagi tapi tiket KA ekonomi tanggal 21-22 Desember untuk tujuan Jakarta ke daerah-daerah di Pulau Jawa sudah ludes. Bagi yang belum pesan untuk tanggal di atas silahkan cari alternatif lain, karena kemungkinan besar sudah gak ada. Maklumlah liburan natal lumayan lama, ditambah dengan cuti bersama 1 hari jadi 4 hari, long week end. Saat ini KA ekonomi memang sangat diminati karena tarifnya yang murah. Apalagi semenjak diberlakukan peraturan bahwa semua penumpang KA ekonomi harus mendapat tempat duduk. Ceritanya saya dan teman-teman berencana ingin liburan ke Bromo di akhir tahun. Supaya biayanya murah, kami sepakat untuk naik KA ekonomi saja, dari Jakarta ke Malang. Biar tidak kehabisan, teman saya sudah langsung mencari tiketnya untuk tanggal 22 Desember dari minggu lalu di agen resmi PT KAI di Indomaret, Alfamart maupun via online. Tapi ternyata tiket untuk tanggal itu sudah ludes semuanya. Begitu juga dengan KA ekonomi jurusan Jakarta-Jogja. [caption id="attachment_216622" align="alignnone" width="534" caption="Stasiun Pasar Senen"]

13530441761002391834
13530441761002391834
[/caption] Akhirnya kamis siang kemarin (15/11) teman mengajak saya ke Stasiun Pasar Senen, katanya sudah janjian ketemu dengan calo yang bisa nyariin tiket KA ekonomi untuk tanggal 22 Desember. Dia mendapat informasi tentang calo itu dari teman kantornya. Belum sampai di Stasiun Senen, teman saya mendapat sms dari si calo kalau tiketnya sudah habis, padahal sehari sebelumnya masih ada. Meski begitu kami tetap menuju Stasiun Senen. [caption id="attachment_216623" align="alignnone" width="534" caption="Suasana antrian loket KA"]
13530442441982993222
13530442441982993222
[/caption] [caption id="attachment_216624" align="alignnone" width="534" caption="Penumpang yang sudah dapat tiket, asyiknya mau liburan"]
13530440312070382191
13530440312070382191
[/caption] [caption id="attachment_216625" align="alignnone" width="517" caption="Ramai calon penumpang mengambil formulir isian"]
13530444091211151994
13530444091211151994
[/caption] Suasana begitu ramai saat kami tiba di sana. Banyak orang yang sedang antri di loket, maupun sedang menunggu kereta keberangkatan. Kemarin juga long weekend, jadi banyak yang ingin berlibur. Teman saya janjian dengan calo tersebut tetapi rupanya si calo belum datang ke lokasi. Sambil menunggu, kami berputar-putar di halaman sekitar ruang informasi dan memperhatikan orang-orang di sekitar. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri, menawarkan jasa tiket. Saya tahu pasti dia seorang calo juga. Teman saya langsung menanyakan tiket ekonomi untuk tanggal 22 Desember. Katanya sudah habis baik ke Malang, Jogja maupun Surabaya. Yang ada tinggal kereta AC, tapi kami memutuskan untuk tidak membelinya. Kami berpindah tempat, ke dekat antrian loket. Di sana ada lagi calo yang menghampiri. Kamipun bertransaksi dengan calo, teman saya memakai bahasa Jawa karena ternyata calonya orang Jawa Timur. "Mbak mau kemana?” kata calonya “Ke Malang. Ekonomi ada gak untuk tanggal 22 Desember” “Wah kalau tanggal segitu sudah habis. Paling ada yang AC” “Gak mau ah. Coba cariin dong yang ekonomi, kalau gak ada yang jurusan Jogja atau Surabaya gak apa-apa, tapi tanggal 22 Desember. Tanggal 21 Desember juga gak apa-apa asal berangkat malam.” “Mana sini fotokopi KTPnya” “Wah KTP saya jangan dibawa dong, ntar sampean bawa pergi’ kata temanku “Ya gaklah. Mbak tunggu aja di sini, cuma 5 menit koq. Catat nomor HPku ya. Namaku Iyas (bukan nama sebenarnya)” Setelah mencatat nomor HP calo itu, akhirnya kami menunggu sampai calo itu datang lagi, seorang temannya sesama calo juga ada di dekat kami. Dia sms-an dengan calo yang sedang menanyakan tiket. Tak berapa lama calo itu muncul lagi. “Sudah habis tiketnya. Kalau tanggal 20 Desember sih kayaknya masih ada.” ‘Gak mau ah tanggal 20 kan masih kerja, jadi gak bisa” Kami pun berlalu dari tempat itu, ke dekat warung tempat berjualan mie ayam/baso. Di sana calo yang smsan dengan temanku sudah menunggu. “Wah mbak, tiketnya sudah habis. Datangnya sih baru hari ini, coba kalau kemarin pasti masih ada. Masalahnya saya males ngambilin tiket kalau gak kenal. Takut gak serius. Kan lumayan untuk 5 orang, dikali 90 ribu kan jadi 450ribu. Kalau gak jadi gimana” Temenku menjawab setengah guyon, “Lha saya beneran pak, serius. Ntar saya smsin serius, bapak jawabnya ‘miapah’. Kan saya bingung mau jawab apa. Masak mi ayam”. “Situ dapat nomor saya dari mana?” “Ya adalah pokoknya. Dari temen kantor” Salah seorang temannya ada yang nyeletuk “Cari di google kali hahaha” “Wah canggih ya calo sekarang mainannya internet, bawaannya juga Blackberry lagi hehe” gumamku dalam hati “Saya kasihin aja nomor mbak ke temen saya. Biasanya saya gitu, nomor yang gak dikenal kasih aja ke temen.” Ternyata calo-calo juga males kalau melayani nomor yang tidak dikenal. “Pak, coba cariin yang ke Jogja dong tanggal 22 Desember, atau 21 malam, sapa tau masih ada.” “Mana sini fotokopi KTPnya” Calo itu pergi sebentar, lalu kembali lagi tapi tetap tanpa hasil. “Sudah habis mbak. Ada juga yang AC. Coba aja kalau ke Kroya dulu, ntar dari sana nyambung lagi ke Jogja. Harganya kalau di loket 25 ribu. Tapi lebih lama soalnya lewat jalur selatan” Tiba-tiba temannya sesama calo nyeletuk, “Sebenarnya mau kemana sih? Ke Malang, Jogja atau Kroya?” “Ya ke Malang Pak, tapi kalau gak ada ke Jogja juga gak apa-apa. Di sana ada teman barengannya. Kalau ke Kroya, ke Jogjanya naik apa ya.” “Udah sekarang mbak antri aja di loket, saya tadi nanya yang ke Kroya masih ada kursinya. Atau pesen tiket bus aja, mumpung liburnya masih lama” Ah daripada pusing-pusing, akhirnya kami bertanya ke bagian informasi. KA ekonomi jurusan Jakarta-Kroya memang masih ada. Tapi kami malah bingung, dari Kroya ke Jogja kan masih jauh, ke sananya naik apa, ntar malah tambah ribet. Lagipula ada teman yang menunggu di Cirebon, bagaimana ketemunya, kan susah. Lama juga kami berada di ruang informasi tersebut. Para pengunjung bersliweran keluar masuk, ruangan semakin penuh. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan tiket bus saja. Sesaat setelah keluar ruangan, kami bertemu lagi dengan calo yang namanya Iyas tadi. Temenku langsung nyeletuk, “Pak, kalau ada info gerbong tambahan kasih tahu ya” “Ya, tadi nomorku disimpen. Tolong dimiscall ke HPku ya” Sambil jalan temanku berkata “Hebat kan kenalan gue calo-calo” “Hahaha. Eh kalau lagi gak musim liburan mereka kerjaannya apa ya, kan tiket harganya dah normal lagi, dapatnya gak susah” “Ya mungkin cari objekan lain kali.” Kami segera membeli tiket Commuter Line ke Bogor. Sambil menunggu keretanya, kami berbincang-bincang dengan seorang bapak yang sedang duduk di dekat peron. Kami cerita kalau sudah kehabisan tiket KA ekonomi untuk ke Jawa. Dia menyuruh kami bertanya ke agen-agen tiket yang ada di lorong sebelum masuk ke stasiun bagian dalam. Harganya lebih mahal 10ribu. Meskipun harapannya kecil, kami tetap mencoba ke sana “Mas, di sini jual tiket ya?” “Iya. Tujuan kemana dan tanggal berapa?” “Ke Malang ya, tanggal 22 Desember. Kalau gak ada ke Jogja juga gak apa-apa, tapi yang ekonomi” “Sebentar ya” sambil searching di internet. “Wah sudah habis mbak, ada yang AC” “Gak mau ah, gak punya duit. Coba kalau tanggal 21 Desember tapi yang malam. Jakarta-Surabaya juga boleh” “Ekonomi juga?” “Iya, emang kenapa?!” “Cantik-cantik koq naiknya ekonomi. Masa sih gak punya uang” sambil tertawa keheranan. “Lha kan backpakeran jadi cari yang murah” jawabku “Eh mas, jadi lihat sesuatu dari harganya dong” kata temanku “Ya sudah, sini kalau mau kucarikan, kasih daftar nama, no HP dan alamat di kertas sama DP 50%. Kadang ada yang membatalkan” “Koq pake DP sih, kalau gak ada gimana uangnya balik gak? “Dijamin balik 100%, 200% deh”. Tiba-tiba seseorang masuk ke kios sambil nyeletuk “Ah elo kalo yang beli cewek aja bilang kayak gitu. Jangan percaya neng, ntar hilang tuh uangnya hahaha” Kami saling berpandangan. Karena semuanya masih belum jelas dan peluangnya kecil, lagipula kami ada lima orang yang memesan tiket, akhirnya kami putuskan untuk mencari tiket bus saja. Baru kali ini saya bertemu dan berurusan dengan calo, dan mengingat perbincangan dengan mereka membuatku tertawa. Ternyata calo memang banyak bertebaran di stasiun KA. Sepertinya ada jatah tiket untuk para calo.  Walaupun harga tiket bisa menjadi dua kali lipatnya (dari 51 ribu menjadi 90 ribu), mereka tetap saja dicari oleh calon pembeli karena kelangkaan tiket. Namun tetap saja tiket KA di saat liburan, susah sekali didapat. Sekian Bogor, 16 November 2012 Note : Gak ada foto calonya, habis gak enak sih mau motretnya hehe

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun