Pudar kini semua rasaku padamu Seperti mawar merah yang tidak lagi berwarna Beku sudah semua anganku tentangmu Tertimbun salju di musim dingin Sekian puluh ribu huruf sudah kurangkai untukmu Tapi kau masih diam tak bergeming Dan kini tinta inipun hampir mengering Nama yang dulu kuukir indah dalam angan Tak kunjung terjawab jua dalam doa Meski ratusan minggu terlampaui Kini rinduku padamu hampir hilang Tertutup mega di langit pagi yang tawar Mungkin cintaku padamu telah memudar Seperti pucatnya langit di ujung senja yang beranjak pergi Meski tidak mati, tapi entah kapan akan bersemi kembali Karena seperti mendung di musim kemarau Kau hanya menawarkan harapan, bukan kepastian Bogor, 20 Oktober 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H