[caption id="attachment_211466" align="aligncenter" width="600" caption="Low key"][/caption] Namamu menyeruak dalam ingatan, mengalirkan rindu yang terekam dalam bulir waktu. Saat pertama kali kubuka mata setelah lelap semalam. Wajahmu seakan membayang di kanvas-kanvas lukisan itu. Dua musim berlalu begitu saja, setelah sapaan pertamamu, semuanya masih lekat dalam ingatan Ketika kita asyik berbincang, kau bilang bagaimana kalau kau pinjam hatiku. Entah kemana akan kau bawa ia pergi.
[caption id="attachment_211467" align="aligncenter" width="400" caption="High key"]
[/caption] Dan sekarang akupun bertanya lagi. Boleh aku tau kemana hatiku yang dulu kau pinjam itu. Kemana kau bawa ia pergi. Apa mungkin ia tersesat dan tak ingat jalan pulang. Aku lupa waktu itu, mungkin kau sudah meminjam hatiku diam-diam. Atau aku sendiri yang menawarkannya untuk kau bawa pergi. Oh tidak, lupakan itu. Sekarang bagaimana kalau kita bertukar saja biar impas. Kupinjam hatimu juga.
[caption id="attachment_211469" align="aligncenter" width="400" caption="Low key"]
[/caption] Kupinjam hatimu ya…sampai waktu yang tak terbatas Supaya suatu hari nanti aku bisa duduk di sebelahmu. Membagi mimpi-mimpi kita yang tercecer, lalu mengumpulkannya kembali dalam satu bingkai foto. Aku mau temani kamu duduk-duduk di taman, menikmati bunga-bunga bermekaran. Menikmati awan-awan penghias langit, terik matahari dengan cahaya bintangnya, menjemput senja yang romantis. Kita akan menjelajah ruang dan waktu, memasuki hutan belantara, menyusuri bukit-bukit dan lembah, menyeberangi sungai dan lautan di seluruh penjuru bumi. Kutemani kau menggoreskan paragraf-paragrafmu, mengisahkan cerita kehidupan dan impianmu yang akan kita rengkuh bersama.
[caption id="attachment_211470" align="aligncenter" width="600" caption="Low key"]
[/caption] Jadi, bolehkan aku pinjam hatimu juga Tapi sudahlah kalau tidak bisa, aku tidak memaksa Mungkin aku harus berlalu pergi… :-(
Miss you dear :-) Bogor, 14 Oktober 2012 Note : Lihat
WPC-25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Puisi Selengkapnya