Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[WPC-25] Kupinjam Hatimu

14 Oktober 2012   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_211466" align="aligncenter" width="600" caption="Low key"][/caption] Namamu menyeruak dalam ingatan, mengalirkan rindu yang terekam dalam bulir waktu. Saat pertama kali kubuka mata setelah lelap semalam. Wajahmu seakan membayang di kanvas-kanvas lukisan itu. Dua musim berlalu begitu saja, setelah sapaan pertamamu, semuanya masih lekat dalam ingatan Ketika kita asyik berbincang, kau bilang bagaimana kalau kau pinjam hatiku. Entah kemana akan kau bawa ia pergi.

[caption id="attachment_211467" align="aligncenter" width="400" caption="High key"]

13502580681559560547
13502580681559560547
[/caption] Dan sekarang akupun bertanya lagi. Boleh aku tau kemana hatiku yang dulu kau pinjam itu. Kemana kau bawa ia pergi. Apa mungkin ia tersesat dan tak ingat jalan pulang. Aku lupa waktu itu, mungkin kau sudah meminjam hatiku diam-diam. Atau aku sendiri yang menawarkannya untuk kau bawa pergi. Oh tidak, lupakan itu. Sekarang bagaimana kalau kita bertukar saja biar impas. Kupinjam hatimu juga.

[caption id="attachment_211469" align="aligncenter" width="400" caption="Low key"]

13502581971556120119
13502581971556120119
[/caption] Kupinjam hatimu ya…sampai waktu yang tak terbatas Supaya suatu hari nanti aku bisa duduk di sebelahmu. Membagi mimpi-mimpi kita yang tercecer, lalu mengumpulkannya kembali dalam satu bingkai foto. Aku mau temani kamu duduk-duduk di taman, menikmati bunga-bunga bermekaran. Menikmati awan-awan penghias langit, terik matahari dengan cahaya bintangnya, menjemput senja yang romantis. Kita akan menjelajah ruang dan waktu, memasuki hutan belantara, menyusuri bukit-bukit dan lembah, menyeberangi sungai dan lautan di seluruh penjuru bumi. Kutemani kau menggoreskan paragraf-paragrafmu, mengisahkan cerita kehidupan dan impianmu yang akan kita rengkuh bersama.

[caption id="attachment_211470" align="aligncenter" width="600" caption="Low key"]

13502582631122082761
13502582631122082761
[/caption] Jadi, bolehkan aku pinjam hatimu juga Tapi sudahlah kalau tidak bisa, aku tidak memaksa Mungkin aku harus berlalu pergi… :-( Miss you dear :-) Bogor, 14 Oktober 2012 Note : Lihat WPC-25

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun