Senja itu merah jingga di ufuk barat Senja itu siluet Senja itu matahari terbenam Begitu banyak orang menanti senja Karena senja adalah keindahan
Sinar mentari yang terik perlahan meredup ketika saya tiba di parangtritis, salah satu pantai yang populer sejak dulu di selatan Pulau Jawa. Banyak pula yang bilang pantai ini sudah tidak bagus lagi karena kotor dan terlalu banyak dikunjungi orang. Meskipun begitu saya tetap berkeinginan untuk mendatanginya, karena ini adalah pertama kalinya saya ke pantai ini. Apalagi saat senja dan terbenamnya matahari adalah momen favorit saya jika sedang berwisata ke sebuah pantai. Jadi saya memang mengejar sunsetnya.
Sesaat setelah tiba di Parangtritis, tampaklah pemandangan pantai yang cukup luas dikelilingi perbukitan di sisi-sisinya. Pasir berwarna coklat terhampar sampai ke bibir pantai. Waktu itu matahari belum benar-benar turun sehingga langit di ufuk barat masih berwarna putih jika difoto meskipun cuaca sudah tidak terlalu panas lagi.
Orang-orang dari berbagai daerah begitu ramai berdatangan ke pantai ini. Kalau saya bilang sudah seperti pasar saja, mungkin karena hari itu adalah hari libur. Untunglah di areal dekat pantai sudah tidak terlalu banyak warung-warung tempat berjualan sehingga pemandangan pantai tampak luas. Meskipun masih tetap ada saja pedagang yang menjual barang dagangannya.
Ombak pantai parangtritis cukup tinggi dan kencang. Sebenarnya sudah ada peringatan untuk tidak berenang ke tengah laut, tetapi tetap banyak yang bermain ombak, dari anak kecil hingga orang dewasa. Mereka berlarian di tengah derasnya ombak yang menggulung ke arah pantai. Semua orang terhanyut dalam keasyikan masing-masing. Ada yang hanya duduk-duduk di pinggir pantai. Ada pula yang sibuk berfoto-foto narsis dengan teman-temannya. Para pedagang sibuk menawarkan barang dagangannya. Motor-motor berlalu lalang menimbulkan suara bising dan jejak-jejak roda di atas pasir.