Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[WPC-2] Sudut-sudut Kota Tua dalam Nuansa Hitam Putih

29 April 2012   23:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun penggemar fotografi, saya tidak pernah memotret dengan mode hitam putih alias BW. Saya lebih suka foto-foto yang penuh dengan warna. Ada teman fotografer yang bilang, sebaiknya pakai foto berwarna saja, nanti BW-nya bisa diedit di komputer. Tapi berhubung tema Weekly Photo Challenge kali ini adalah foto BW, makanya saya ikutan berpartisipasi. Menurut saya, foto hitam putih memang tidak menampilkan gambar yang detil, tapi ia bisa memberi kesan klasik bahkan nilai artistik yang lebih. Ada beberapa foto yang menurut saya cocok untuk ditampilkan dalam nuansa BW, misalnya foto peninggalan sejarah masa lalu (candi, gedung-gedung tua dan laun-lain). Karena foto BW akan membuat kita terbawa ke suasana masa lampau. Berikut ini beberapa koleksi foto sewaktu hunting di kota tua Jakarta yang saya ubah menjadi foto BW. Ada beberapa foto yang memang cocok dalam bentuk BW, ada juga yang tidak.

[caption id="attachment_178079" align="aligncenter" width="599" caption="Meseum Fatahillah"][/caption] [caption id="attachment_178080" align="aligncenter" width="350" caption="Deretan sepeda yang disewakan"]

1335740166348292357
1335740166348292357
[/caption] [caption id="attachment_178081" align="aligncenter" width="350" caption="Sepeda siapa ya? :-)"]
1335740245828207043
1335740245828207043
[/caption] [caption id="attachment_178082" align="aligncenter" width="350" caption="Tembok tua"]
13357404611701088539
13357404611701088539
[/caption] [caption id="attachment_178083" align="aligncenter" width="350" caption="Berasa model beneran :-)"]
1335740577972925009
1335740577972925009
[/caption] Pagi itu, kota tua begitu ramai. Memasuki kawasan kota tua, seperti melihat kembali ke zaman pemerintahan Belanda dulu. Gedung-gedung tua di sepanjang kawasan tersebut sengaja dipertahankan dalam bentuk aslinya, terkadang ada yang saya terlihat rusak di sana-sini tetapi tidak diperbaiki. Museum Fatahillah memang sepertinya lebih klasik kalau saya tampilkan fotonya dalam nuansa hitam putih. Di pelataran depannya tampak deretan sepedaa model kuno yang sengaja disewakan buat para pengunjung, lengkap dengan topi warna-warni khas orang Belanda. Namun sepertinya foto ini  lebih cocok dibuat colorful.

[caption id="attachment_178084" align="aligncenter" width="524" caption="Sudut Jalan Kali Besar Timur"]

13357406701027705175
13357406701027705175
[/caption] [caption id="attachment_178085" align="aligncenter" width="467" caption="Gak tahu namanya"]
1335740764442241053
1335740764442241053
[/caption] Masih di kawasan yang sama, saya berjalan menuju ke arah jalan kali besar. Di sana banyak tembok-tembok tua yang cocok sekali untuk berfoto narsis. Makanya di sini saya tampilkan foto dengan memakai teman sebagai model, soalnya kalau tidak ada orangnya jadi kurang menarik. Ohya…ada sepeda warna putih yang saya manfaatkan sebentar untuk objek, tidak tahu punya siapa, sepertinya ada yang sedang foto prewedding di situ. Semoga yang punya tidak marah hehe.

[caption id="attachment_178086" align="aligncenter" width="524" caption="Kantin kota tua"]

13357408451860390376
13357408451860390376
[/caption] [caption id="attachment_178087" align="aligncenter" width="524" caption="Ini museum bank mandiri bukan?"]
13357409062021353030
13357409062021353030
[/caption] [caption id="attachment_178088" align="aligncenter" width="350" caption="Bangunan di sudut jl.Kali besar barat"]
13357409751519864890
13357409751519864890
[/caption]
13357410861391727928
13357410861391727928
[caption id="attachment_178090" align="aligncenter" width="350" caption="Bergaya :-)"]
13357411541797185448
13357411541797185448
[/caption] [caption id="attachment_178091" align="aligncenter" width="524" caption="Di depan rumah merah"]
13357412281253582865
13357412281253582865
[/caption] Di sepanjang jalan kali besar, kita bisa banyak belajar memotret terutama arsitekstur. Di sana banyak sekali spot-spot bagus seperti kantin kota tua, rumah merah, jembatan kota intan, dan bekas-bekas bangunan yang terlihat angker karena sudah tidak terpakai. Banyak juga unsur-unsur dalam fotografi yang bisa kita latih seperti refleksi, perspektif (foto lorong), framing dan lain-lain.

[caption id="attachment_178092" align="aligncenter" width="467" caption="Lorong (belajar perpektif/pengulangan)"]

1335741290562804700
1335741290562804700
[/caption] [caption id="attachment_178093" align="aligncenter" width="350" caption="Belajar refleksi dan perpektif"]
13357413451720950605
13357413451720950605
[/caption] Menjelang sore, saya pindah haluan menuju ke Pelabuhan Sunda Kelapa, karena saya ingin menikmati sunset di sana. Ternyata agak susah juga untuk memotret di sana, karena sangat berdebu dan banyak truk-truk besar yang berlalu lalang. Di sini hanya saya tampilkan 2 foto kapal-kapal muatan menjelang maghrib.

[caption id="attachment_178094" align="aligncenter" width="524" caption="Kapal muatan barang (1)"]

13357414101403430101
13357414101403430101
[/caption] [caption id="attachment_178095" align="aligncenter" width="524" caption="Kapal muatan barang (2)"]
13357414821036112869
13357414821036112869
[/caption] Sekembalinya dari Pelabuhan Sunda Kelapa, hari sudah gelap. Saya masih ingin mengambil foto jembatan kota intan di kali besar. Sepertinya foto di saat malam hari di sana lebih menarik karena pencahayaannya yang bagus. Tetapi jangan sampai lupa membawa tripod ya, supaya hasilnya lebih tajam dan tidak goyang. Waktu itu saya tidak membawa tripod jadi kamera saya tahan di atas pagar jembatan. Menurut saya sih foto jembatan kota intan di malam hari ini lebih bagus ditampilkan dalam nuansa colorful.

[caption id="attachment_178096" align="aligncenter" width="524" caption="Jembatan kota intan (1)"]

1335741573970891580
1335741573970891580
[/caption] [caption id="attachment_178097" align="aligncenter" width="524" caption="Jembatan kota intan (2)"]
133574167370585571
133574167370585571
[/caption] Sembari berjalan pulang menuju stasiun kota, saya sempatkan mengambil beberapa jepretan di sudut-sudut bangunan tua. Setelah foto saya ubah menjadi BW, kesannya jadi lebih horror ya. Saya ambil gambar jendela rusak dan foto lampu. Ada juga bangunan yang sepertinya biasa dipakai untuk syuting film hantu-hantuan. Mudah-mudahan gak ada penampakannya (sambil celingak-celinguk hehe).

[caption id="attachment_178098" align="aligncenter" width="350" caption="Warung "]

13357417381723200779
13357417381723200779
[/caption] [caption id="attachment_178099" align="aligncenter" width="350" caption="lampu dan jendela rusak"]
13357418411172978459
13357418411172978459
[/caption] [caption id="attachment_178100" align="aligncenter" width="524" caption="Tempat syuting film hantu-hantuan"]
13357419048218703
13357419048218703
[/caption] Demikian hasil jepretan saya di Kota Tua Jakarta yang telah diubah menjadi nuansa BW. Maaf gak semua gedung saya tahu namanya. Selamat menikmati. Salam kampret Bogor, 30 April 2012 Note : Admin, ini asli jepretan saya semua lho meskipun gak pakai tanda air :-) Jangan lupa mampir ke tulisan kampret lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun