Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengejar Bus Jemputan

28 Juli 2010   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207518" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Baru (Dokumen pribadi Aryani)"][/caption] Pagi-pagi di hari senin. Kulihat jam di dinding, ‘Hah!!! Ya Allah sudah jam setengah tujuh. Aku harus cepet nih, hari senin biasanya macet”. Secepat kilat aku buru-buru mandi, lalu menyetrika kerudung dan berpakaian, pokoknya serba kilat, yang penting kelihatan rapi. Aku tidak peduli pakaian dan kerudung yang kupakai itu-itu saja, yang penting “matcing”, gak ‘tabrak lari’. Tanpa basa-basi lagi aku pamit pada adikku. Jalanpun setengah berlari, supaya segera dapat angkot ke Yogya Toserba, Jalan Baru Bogor. “Yah koq lama sih angkotnya, kalo gitu aku jalan aja deh, daripada ketinggalan bis, pokoknya 10 menit harus sampai depan”. Baru setengah jalan, tiba-tiba ada angkot yang lewat. “Nanggung banget ya, deket lagi nyampe, tapi gak apa-apa, naik aja, hemat energi di pagi hari”. Sesampainya di Jalan Baru yang padat, kulihat calo penyebrang jalan, aku buru-buru mendekati supaya disebrangkan. Sambil melambaikan tangan ke arah mobil-mobil yang lewat dia berkata “Ayo teh, hati-hati ya!!!”. “Makasih ya pak” kataku. Untunglah sesampainya di seberang jalan, angkot 32 langsung lewat. Berkali-kali kulihat jam di tangan, “semoga tidak ngetem deh, tapi jalan koq macet ya?!! Padahal bus biasanya jam 7.25 sudah sampe di Talang ” Angkot melaju tersendat, namun akhirnya sampai juga ke ujung Jalan Baru, lalu berbelok ke arah Talang. Akhirnya di depan toko kusen, aku berseru “kiri pak sopir!!!” Setelah membayar akupun berlari ke tempat biasa aku menunggu, di depan warung sunda. “Lho koq sepi sih, teman-temanku pada kemana ya, jangan-jangan aku ketinggalan. Kulirik jam di tangan, 7.30.” “Pak, pak, bus saya sudah lewat apa belum?” tanyaku pada seorang bapak tua calo angkot “Belum neng” jawabnya “Alhamdulillah, selamet deh, gak jadi jalan kaki masuk ke gedung kantornya” gumamku lega. Bogor, 28 Juli 2010 Note : ikut-ikutan bikin flash fiksion juga ah, gak tahu bener apa salah ya??! ;-) Maaf fotonya gak jelas, habis cuma pake kamera HP, buru-buru pula :-D [caption id="attachment_207522" align="aligncenter" width="225" caption="Bapak tua calo angkot (Dokumen pribadi Aryani)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun