Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Edisi Pacitan] Menikmati Goa Gong di Antara Padatnya Pengunjung

8 September 2014   14:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:19 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata goa bukan termasuk tempat favoritku. Mungkin seumur hidup, masuk goa baru bisa dihitung dengan jari. Soalnya saya kurang senang bergelap-gelap. Tetapi jika kebetulan sedang ke suatu tempat dan melewati goa, tentu saja saya akan mampir.

Pacitan memang dikenal sebagai kabupaten seribu goa. Pegunungan karst yang membentang di wilayah tersebut memungkinkan terbentuknya goa bawah tanah. Seperti kemarin saat ke Pantai Klayar (baca : di sini), kita akan melewati 3 buah goa yakni goa putri, goa gong dan goa kalak. Saya tidak sempat mampir ke goa putri. Sedangkan di goa kalak hanya berfoto-foto di luarnya saja karena waktu itu pintu gerbang di mulut goa digembok dan suasanya sepi sekali. Sementara saya hanya berdua dengan teman plus tukang ojek, jadi gak berani masuk.

[caption id="attachment_341533" align="alignnone" width="602" caption="Situs Goa Gong (Dok.Yani)"][/caption]

Wisata goa yang paling terkenal di jalur menuju pantai klayar adalah goa gong. Sama halnya dengan pantai klayar, goa ini ramai pengunjung di saat liburan panjang, apalagi hanya berjarak 7 km dari jalan raya. Sehingga sehari sebelumnya, saat kami baru sampai di Punung sekitar jam 2 siang, jalan masuk ke arah goa ditutup untuk kendaraan beroda 4. Jadi supaya lebih efisien, sepulangnya dari pantai klayar, kami mampir dulu ke goa kalak dan goa gong.

Sekitar jam 10 pagi, kami tiba di parkiran goa gong yang sudah dipadati kendaraan. Mungkin karena akses ke sana juga gampang, kebanyakan pengunjung memanfaatkan untuk wisata keluarga dengan membawa istri dan anak-anaknya. Kami harus melewati tangga menanjak yang kanan-kirinya dipadati penjual souvenir ataupun makanan sebelum sampai mulut goa gong. Di sana banyak penjual jasa yang menawarkan senternya untuk dipakai selama kita menelusuri goa. Kebetulan saya sendiri membawa senter, jadi saya tolak tawaran mereka.

[caption id="attachment_341534" align="alignnone" width="602" caption="Mulut goa gong (Dok.Yani)"]

14101338102006903229
14101338102006903229
[/caption]

Dari luar saja sudah kelihatan ramai pengunjung. Tidak ada ruang yang kosong dari manusia, bahkan saya kesulitan untuk berfoto di mulut goa karena selalu ada saja orang yang berlalu-lalang. Goa gong memang goa wisata, dengan kedalaman sekitar 300 m, sudah tidak terasa nuansa petualangan dan mistisnya, apalagi di tengah keramaian pengunjung. Goa ini sudah dilengkapi dengan banyak fasilitas pencahayaan dan kipas angin. Meskipun remang-remang tapi cukuplah untuk bisa melihat bagian dalam goa. Jadi bagi yang tidak membawa senter, saya pikir tidak perlu menyewa senter. Sayangnya karena terlalu banyak pengunjung, udara dalam goa terasa panas.

Memasuki bagian dalam goa, udara semakin terasa pengap. Kami harus antri karena padatnya wisatawan, begitupun jika ingin berfoto. Untuk menikmati goa ataupun berfoto juga tidak bisa berlama-lama, karena kalau kelamaan berhenti di suatu sudut, kasihan pengunjung lain yang berada di belakang kita. Jalur masuk (menurun) sengaja dipisah dengan jalur keluar (naik) membentuk jalan memutar untuk menghindari tabrakan sesama pengunjung. Bagian goa terdalam letaknya di bawah/dasar. Jalurnya sudah dibuatkan berupa tangga-tangga yang membelah di antara stalaktit dan stalakmit, dengan pegangan tangan berupa besi.

[caption id="attachment_341535" align="alignnone" width="400" caption="Stalaktit dan stalakmit (Dok.Yani)"]

14101339131559849460
14101339131559849460
[/caption]

[caption id="attachment_341538" align="alignnone" width="602" caption="Macam-macam ornamen goa (Dok. Yani)"]

1410134088410581643
1410134088410581643
[/caption]

[caption id="attachment_341539" align="alignnone" width="482" caption="Macam-macam ornamen goa (Dok. Yani)"]

1410134155288190793
1410134155288190793
[/caption]

[caption id="attachment_341540" align="alignnone" width="753" caption="Seperti ukiran (Dok. Yani)"]

1410134228196594336
1410134228196594336
[/caption]

[caption id="attachment_341541" align="alignnone" width="602" caption="Ruang di antara stalaktit stalakmit (Dok. Yani)"]

1410134278602465027
1410134278602465027
[/caption]

[caption id="attachment_341543" align="alignnone" width="400" caption="Atap goa (Dok. Yani)"]

14101343371157473373
14101343371157473373
[/caption]

[caption id="attachment_341545" align="alignnone" width="400" caption="Seperti patung (Dok. Yani)"]

1410134378880533411
1410134378880533411
[/caption]

[caption id="attachment_341546" align="alignnone" width="400" caption="Seperti kristal (Dok. Yani)"]

1410134421247010550
1410134421247010550
[/caption]

[caption id="attachment_341548" align="alignnone" width="602" caption="Dihiasi lampu warna ungu (Dok. Yani)"]

14101344701300659395
14101344701300659395
[/caption]

[caption id="attachment_341549" align="alignnone" width="602" caption="Seperti ukiran (Dok. Yani)"]

14101345151172668416
14101345151172668416
[/caption]

Goa ini memang berukuran besar, terdiri dari beberapa ruang dan ada mata airnya juga. Memasuki goa seakan memasuki bagian dalam sebuah istana, pertama menyempit, lama-lama akan melebar. Meskipun terkesan kurang alami tapi goa ini memang artistik sekali dan semua ornamennya asli. Saat memasuki goa, kita akan disuguhi pemandangan khas stalaktit dan stalakmit serta ornamen lain yang mengagumkan. Semakin indah karena dihiasi lampu-lampu berwarna merah, kuning, hijau dan ungu. Ornamennya macam-macam, ada yang berbentuk seperti tirai dan pilar-pilar raksasa, batu seperti kristal dan marmer atau ukiran, bahkan ada yang menyerupai patung. Pokoknya panoramanya bak istana di film-film zaman kekaisaran Romawi kuno.

[caption id="attachment_341550" align="alignnone" width="611" caption="Seperti menyibak tirai raksasa (Dok. Yani)"]

1410134562952972174
1410134562952972174
[/caption]

[caption id="attachment_341551" align="alignnone" width="400" caption="Tangga menanjak menuju keluar goa (Dok. Yani)"]

14101346201302945542
14101346201302945542
[/caption]

Mengenai nama goa gong sendiri, menurut artikel yang pernah saya baca atau keterangan tukang ojek di sana, berasal dari bunyi gong atau gamelan yang sering terdengar dan sumbernya dari goa ini. Adapula yang bilang, ada batu atau stalaktit/stalakmit di sana yang ketika dipukul akan bersuara seperti gong. Tapi saya sendiri tidak tahu letak batunya di sebelah mana. Lagipula suara gong itu mungkin hanya bisa terdengar di saat goa sepi.

Seramai apapun pengunjungnya, tetap tidak mengurangi keindahan panorama goa di dalamnya. Pantaslah kalau dijuluki goa dengan ornamen terindah se-Asia Tenggara. Mungkin bagi yang ingin ke Goa Gong, ada baiknya ke sini tidak di saat liburan panjang ataupun weekend. Semoga pengelola dan pengunjung sama-sama bisa untuk tetap menjaga keasrian dan keaslian goa di dalamnya.

Bogor, 8 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun