Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Cantik di Selatan Malang

23 September 2014   14:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit beranjak pekat. Rintik hujan mengiringi laju mobil menembus jalan aspal yang mulai gelap. Masih belum diketahui berapa jauh lagi akan sampai ke tujuan. Tak ada satupun dari kami yang pernah ke sini. Perjalanan hanya mengandalkan GPS, papan penunjuk jalan dan, dan bertanya-tanya pada penduduk yang dilewati.

Jalur sepanjang selatan Pulau Jawa memang memiliki topografi yang mirip. Jalan berliku-liku, menanjak dan menurun dengan tikungan yang landai maupun curam. Berkali-kali kami harus berhenti, sekedar menanyakan berapa jauh lagi perjalanan menuju pantai tujuan. Selalu jawabannya “wah masih jauh itu”. Makin lama jalan makin menyempit, sedangkan turunan dan tanjakan makin curam. Kondisi jalan sudah dicor dan diaspal tapi ada yang rusak di beberapa ruasnya. Untunglah salah satu teman kami bisa menjadi “sopir” tangguh, jadi tidak bermasalah dengan medan yang sesukar ini.

Pemandangan di kanan kiri gelap. Sama sekali tidak terlihat apapun kecuali siluet-siluet pepohonan yang membayang. Rumah pendudukpun tidak banyak. Tak tampak pula pengendara lain yang lewat situ, hanya sesekali saja. Terkadang cahaya lampu berkelap-kelip jauh dari arah bawah, lalu menghilang lagi, menandakan kami menerobos ketinggian bukit-bukit. Jalan semakin berliku seolah tiada berujung. Suara ombakpun sama sekali tak terdengar. Kaca mobil seketika berembun. Mungkin udara di luar sangat dingin. Kalau dipikir-pikir horor juga sih, kami bertujuh di mobil seperti berpetualang memasuki kawasan hutan asing. Tapi kami sudah tidak mungkin balik arah lagi. Jadi perjalanan harus diteruskan sampai tempat tujuan.

Malam terasa makin melelahkan, ditambah perut keroncongan karena belum diisi. Beberapa dari kami tertidur di dalam mobil. Setelah tanya sana-sini dan melewati jalan turunan yang cukup panjang dan curam akhirnya kami sampai juga. Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Rencana nge-camp di pulau malam itupun akhirnya batal. Padahal sudah menyiapkan tenda dan membeli bahan makanan untuk dimasak. Kamipun terpaksa bermalam di salah satu rumah kosong milik warga daerah situ. Tetapi acara memasak tetap jalan karena kami sama sekali belum makan malam. Lagipula untuk perbekalan esok paginya. Meskipun dilakukan seadanya sambil mengantuk. Lewat tengah malam kami baru bisa istirahat.

*****
Ahaa…pagi yang cerah. Jalan gelap yang kami lalui tadi malam terlihat dengan jelas. Ternyata di daerah itu banyak sekali pohon cengkeh dan pisang. Jarak pantai dan rumah tempat kami menginap tidak terlampau jauh. Kami tinggal berjalan kaki beberapa ratus meter di atas jalan yang sudah dicor. Samar-samar debur ombak mulai terdengar.

Benar saja, tak berapa lama kami sampai di sebuah pantai. Agak sempit sih, mungkin lebih cocok disebut teluk karena agak menjorok ke dalam. Ombaknya agak tinggi. Bergulung ke arah pantai sebelum akhirnya pecah dan menghantam batu karang di pinggiran pantai. Buih-buihnya menepi di atas pasir halus yang kecoklatan. Menghasilkan warna putih seperti sabun. Cocok banget buat yang ingin belajar berselancar. Di sekeliling pantai tampak bukit-bukit yang masih banyak ditumbuhi pepohonan. Suasana terasa sangat asri. Pantai ini benar-benar sepi, seperti milik pribadi saja. Tak ada orang lain selain kami dan penduduk setempat. Di pinggir pantai ada sisa kayu bakar, mungkin ada yang nge-camp di sini kemarin. Beberapa kapal kecil bersandar di tepian.

[caption id="attachment_343881" align="alignnone" width="602" caption="Pemandangan di pinggiran teluk (Dok. Yani)"][/caption]

[caption id="attachment_343883" align="alignnone" width="614" caption="Bukit-bukit di sekeliling pantai (Dok. Yani)"]

14114326571423496025
14114326571423496025
[/caption]

[caption id="attachment_343884" align="alignnone" width="614" caption="Belajar berselancar (Dok. yani)"]

1411432734180958540
1411432734180958540
[/caption]

Setelah bermain pasir dan air, serta berfoto, kami harus berperahu untuk melihat spot-spot yang jadi tujuan wisata di daerah situ. Perahu melaju kencang di tengah gulungan ombak yang agak besar. Maklumlah pantai selatan. Tapi jangan ditanya pemandangannya ya, wuih…cakep abis. Di kanan kiri, pulau-pulau kecil membentuk bukit dan batu karang di tengah laut berdiri dengan kokohnya di antara terjangan air laut. Warna airnya biru bersih. Perahupun berhenti di sisi pulau yang airnya tenang. Warnanya hijau toska, bening banget. Katanya kedalamannya sekitar 6 meter, dan terumbu karangnya alami. Cantik dan kelihatan seger banget. Satu per satu temanku nyemplung ke dalam air. Maunya sih ikutan nyebut, tapi gak berani karena gak bisa berenang. Jadi saya hanya memperhatikan dan memotret dari atas perahu.

[caption id="attachment_343893" align="alignnone" width="542" caption="Asri (Dok. Yani)"]

1411433529853963530
1411433529853963530
[/caption]

[caption id="attachment_343887" align="alignnone" width="540" caption="Bening dan hijau toska (Dok. Yani)"]

1411432969608699710
1411432969608699710
[/caption]

[caption id="attachment_343886" align="alignnone" width="400" caption="Siap-siap nyemplung ke dalam air (Dok. Yani)"]

14114328841377610349
14114328841377610349
[/caption]

Setelah puas bermain air dan snorkeling. Kami diajak ke sebuah pulau. Rencananya kemarin kami mau nge-camp di sini tapi gagal. Pantainya juga cantik, pulaunya sepi dan asri. Masih kelihatan banyak pohon di sana. Serasa ada di luar Pulau Jawa gitu hehe. Warna lautnya bergradasi hijau dan biru toska. Di pinggirnya banyak batu-batu karang. Pokoknya asyik banget deh. Sayangnya waktu kami terlalu singkat di sini. Padahal banyak tempat yang belum dikunjungi di sini. Bahkan si pemandu mengatakan kalau di sini ada goa lobster. Tampaknya tempat wisata ini diusung sebagai daerah ekowisata.

[caption id="attachment_343890" align="alignnone" width="610" caption="Di pantai sebuah pulau (Dok.Yani)"]

1411433179545011759
1411433179545011759
[/caption]

[caption id="attachment_343889" align="alignnone" width="614" caption="Tenang (Dok.Yani)"]

14114330851712756409
14114330851712756409
[/caption]

[caption id="attachment_343891" align="alignnone" width="602" caption="Memutar perahu (Dok.Yani)"]

1411433255429952316
1411433255429952316
[/caption]

[caption id="attachment_343892" align="alignnone" width="602" caption="Narsis dulu di pinggir pantai (Dok.Yani)"]

14114333691346113106
14114333691346113106
[/caption]

Kami hanya sempat melihat pulau-pulau kecil lainnya sembari lewat. Tampak dari kejauhan air terjun kecil di sisi pantai, menutupi sebuah goa kecil. Perahu melaju kembali ke pantai semula.

Sepulangnya dari pantai, kami harus melalui jalur yang sama seperti waktu berangkat di malam sebelumnya. Melalui jalan berliku, naik dan turun bukit. Bedanya, sekarang pemandangan kanan kiri terlihat jelas. Semakin jelas pula keindahannya. Tapi saya sengaja tidak menyebutkan nama tempat ini. Terlalu banyak publikasi, makin besar pula potensi kerusakannya. Yang jelas masih di Indonesia. :-)

Semoga saja tetap terjaga keasriannya...

Bogor, 23 September 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun