Beberapa pengunjung tampak sangat menikmati pemandangan sore di tepi sawah sambil berdecak kaguk. Mungkin bagi orang kota, pemandangan seperti ini sungguh luar biasa dan sangat jarang ditemui. Di sebelah kanan jalan tampak sungai Ciwulan yang berasal dari mata air di Gunung Cikuray. Mungkin karena musim kemarau, airnya kering, batu-batu kalinya terlihat jelas. Beberapa orang tampak sedang memancing di dekat pintu air. Sayangnya air di situ tampak kotor dan agak keruh.
Setelah puas memotret padi dan sungai, kami segera memasuki perkampungannya. Rumah-rumah khas Kampung Naga masih tampak sama, jumlahnya tidak ada bertambah ataupun berkurang. Saya tidak tahu apakah Kampung Naga saat ini sudah menggunakan listrik atau belum, tapi tampak antena di atap-atap rumah.
Di tepian kolam, beberapa anak kecil berjalan beriringan membawa handuk. Mungkin mereka hendak mandi. Saya berbelok ke lapangan di depan mushola. Suasananya masih sama. Ada oleh-oleh hasil kerajinan tangan penduduk setempat yang dipajang di depan rumahnya. Tampak beberapa wanita tengah duduk-duduk di depan rumah sambil menunggui dagangan. Mereka tampak acuh dan sesekali memperhatikan pengunjung yang datang. Mungkin mereka sekarang sudah lebih terbiasa dengan kehadiran orang luar. Saya melemparkan senyum ke arah seorang nenek yang duduk sendirian di depan rumahnya, dan iapun membalas senyuman.
[caption id="attachment_349819" align="alignnone" width="569" caption="Pergi mandi (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349820" align="alignnone" width="602" caption="Kerajinan khas Kampung Naga (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349822" align="alignnone" width="588" caption="Aktivitas warga (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349823" align="alignnone" width="602" caption="Mushola (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349824" align="alignnone" width="612" caption="Bermain bulu tangkis (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349825" align="alignnone" width="614" caption="Melongok dari balik jendela (Dok. Yani)"]
[caption id="attachment_349828" align="alignnone" width="614" caption="Jendela rumah Kampung Naga (Dok. Yani)"]
Mushola tampak sepi dan tidak terlihat ada kegiatan di dalamnya. Saya tidak tahu apakah dipakai setiap saat atau tidak. Mengingat waktu sholat mereka agak berbeda dengan orang islam pada umumnya karena masih banyak mendapat pengaruh dari adat istiadat setempat. Beberapa anak kecil sedang asyik bermain depannya sambil berceloteh dalam bahasa sunda. Tak jauh dari mushola, dibuatlah sebuah lapangan sederhana di atas tanah. Sudah dilengkapi dengan net dan garis-garis dari kayu bambu. Empat orang anak laki-laki sedang bermain badminton di atasnya. Di bagian rumah yang lain, beberapa anak perempuan sedang berkumpul. Mereka senyum-senyum melihat kedatangan kami. Ada pula yang sedang mengintip dari jendela kayu dari dalam rumahnya. Sungguh suasananya tampak seperti perkampungan biasa, sangat asri dan tenang.