Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Refreshing Sejenak di Kampung Naga yang Indah dan Asri

26 Oktober 2014   16:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:41 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa pengunjung tampak sangat menikmati pemandangan sore di tepi sawah sambil berdecak kaguk. Mungkin bagi orang kota, pemandangan seperti ini sungguh luar biasa dan sangat jarang ditemui. Di sebelah kanan jalan tampak sungai Ciwulan yang berasal dari mata air di Gunung Cikuray. Mungkin karena musim kemarau, airnya kering, batu-batu kalinya terlihat jelas. Beberapa orang tampak sedang memancing di dekat pintu air. Sayangnya air di situ tampak kotor dan agak keruh.

Setelah puas memotret padi dan sungai, kami segera memasuki perkampungannya. Rumah-rumah khas Kampung Naga masih tampak sama, jumlahnya tidak ada bertambah ataupun berkurang. Saya tidak tahu apakah Kampung Naga saat ini sudah menggunakan listrik atau belum, tapi tampak antena di atap-atap rumah.

Di tepian kolam, beberapa anak kecil berjalan beriringan membawa handuk. Mungkin mereka hendak mandi. Saya berbelok ke lapangan di depan mushola. Suasananya masih sama. Ada oleh-oleh hasil kerajinan tangan penduduk setempat yang dipajang di depan rumahnya. Tampak beberapa wanita tengah duduk-duduk di depan rumah sambil menunggui dagangan. Mereka tampak acuh dan sesekali memperhatikan pengunjung yang datang. Mungkin mereka sekarang sudah lebih terbiasa dengan kehadiran orang luar. Saya melemparkan senyum ke arah seorang nenek yang duduk sendirian di depan rumahnya, dan iapun membalas senyuman.

[caption id="attachment_349819" align="alignnone" width="569" caption="Pergi mandi (Dok. Yani)"]

14142889212027872813
14142889212027872813
[/caption]

[caption id="attachment_349820" align="alignnone" width="602" caption="Kerajinan khas Kampung Naga (Dok. Yani)"]

14142889771449593320
14142889771449593320
[/caption]

[caption id="attachment_349822" align="alignnone" width="588" caption="Aktivitas warga (Dok. Yani)"]

1414289290657270642
1414289290657270642
[/caption]

[caption id="attachment_349823" align="alignnone" width="602" caption="Mushola (Dok. Yani)"]

14142893451792932565
14142893451792932565
[/caption]

[caption id="attachment_349824" align="alignnone" width="612" caption="Bermain bulu tangkis (Dok. Yani)"]

14142893951705481765
14142893951705481765
[/caption]

[caption id="attachment_349825" align="alignnone" width="614" caption="Melongok dari balik jendela (Dok. Yani)"]

1414289434375037342
1414289434375037342
[/caption]

[caption id="attachment_349828" align="alignnone" width="614" caption="Jendela rumah Kampung Naga (Dok. Yani)"]

14142896851943215468
14142896851943215468
[/caption]

Mushola tampak sepi dan tidak terlihat ada kegiatan di dalamnya. Saya tidak tahu apakah dipakai setiap saat atau tidak. Mengingat waktu sholat mereka agak berbeda dengan orang islam pada umumnya karena masih banyak mendapat pengaruh dari adat istiadat setempat. Beberapa anak kecil sedang asyik bermain depannya sambil berceloteh dalam bahasa sunda. Tak jauh dari mushola, dibuatlah sebuah lapangan sederhana di atas tanah. Sudah dilengkapi dengan net dan garis-garis dari kayu bambu. Empat orang anak laki-laki sedang bermain badminton di atasnya. Di bagian rumah yang lain, beberapa anak perempuan sedang berkumpul. Mereka senyum-senyum melihat kedatangan kami. Ada pula yang sedang mengintip dari jendela kayu dari dalam rumahnya. Sungguh suasananya tampak seperti perkampungan biasa, sangat asri dan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun