___
Penjelasan:
Bait ini melanjutkan penjelasan dari bait sebelumnya tentang penciptaan manusia yang dulunya tidak ada, khususnya diri kita sebagai manusia, bukan manusia dalam artian spesies namun merujuk kepada diri kita saat ini sebagai manusia.
Disini diperkenalkan sebuah istilah, yaitu "saripati tanah". Maksudnya adalah unsur hara di dalam tanah yang dengannya tumbuh-tumbuhan bisa hidup.
Unsur atau materi esensi dari tanah diambil oleh tumbuhan melalui akar, kemudian naik ke pembuluh di dalam batang ke daun, di daun terjadi fotosistesis dengan bantuan CO2 dan cahaya matahari, terjadilah umbi-umbian, buah-buahan, dan biji-bijian yang bisa dimakan oleh manusia dan binatang.
Saripati atau unsur dari tanah itulah bakal diri kita kelak, dari tumbuhan masuk ke dalam mulut Ayah dan Ibu kita, dimakannya. Atau tumbuhan dimakan binatang ternak, kemudian daging binatang ternak dimakan oleh manusia.
Dengan makan tumbuh-tumbuhan dan hewan, Ayah dan Ibu bisa melakukan reproduksi, di testis Ayah jadilah sperma, dan di dalam tubuh Ibu terciptalah indung telur.
Jadi, dari sesuatu yang tidak ada atau tidak tampak, jadilah kita sperma dan indung telur, sebagai bakal diri yang berpasangan.
Unsur diri kita yang ada di dalam sperma kemudian memancar dan masuk ke dalam rahim ibu, melalui perjalanan yang sangat sulit dan jauh bagi sperma yang ukurannya sangat kecil, belum lagi mempertimbangkan kondisi rahim yang memiliki berbagai mekanisme penolak unsur asing yang masuk kedalam rahim, sungguh, tidak mudah bagi sperma untuk bisa sampai ke dalam dan bertemu dengan indung telur pasangannya.
Bayangkan, sperma itulah kita dulu. Diproduksi dalam testis Ayah kita selama 3 bulan.
Kita yang melalui perjalanan yang entah darimana dan mau kemana, tetapi akhirnya sampai juga kita ke dalam pasangan kita dan kemudian jadilah kita bayi yang dilahirkan setelah sekali lagi melalui proses panjang dalam kandungan ibu selama 9 bulan.