Mohon tunggu...
Aryandi Yogaswara
Aryandi Yogaswara Mohon Tunggu... -

Penulis, Penyair, Penjual Buku dan Madu Liar Asli. Tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Politik

700-an Pemimpin di 2019

20 Maret 2017   14:23 Diperbarui: 20 Maret 2017   14:45 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seleksi alam akan terjadi alamiah, kenyataan akan memperlihatkan, bahwa setiap satu orang yang memiliki pengaruh pada 100 ribu KK, mestilah menjadi sosok potensial yang bisa dipilih oleh rakyat di tempatnya berada, baik di kabupaten atau kota maupun di provinsi.

Karenanya secara teknis, yang perlu dilakukan oleh setiap orang yang mendapat 'panggilan' ini atau yang setuju kepada apa yang dituliskan dalam buku Hikmat adalah untuk menyampaikan dari mulut ke mulut kepada masyarakat dan keluarga terdekatnya, kepada tetangganya dan rekan di tempat bekerjanya, setidaknya kepada 10 orang saja.

Materi atau bahan untuk dikomunikasikan perlu ada, yaitu yang mudah dipahami dan menggugah semangat kebersamaan sebagaimana tujuan dari dibuatnya buku Hikmat ini sebagai salah satu 'alat' panduan kebangkitan.

Rencana tindakan selanjutnya di akhir 2018, menjelang tahun 2019 adalah melakukan 'pemilihan pendahuluan'.

Tidak masalah apabila calon para terpilih harus melalui partai sebagaiman peraturan Undang undang saat ini, kita bisa katakan: Apapun partainya, pada saat pencoblosan, rakyat akan tahu siapa yang harus dipilih.

Apabila pesan Hikmat bisa menyentuh setiap keluarga yang ada di Indonesia, atau setidaknya 50 juta keluarga tersentuh oleh apa yang dituliskan, maka kita bisa melakukan ini 'pemilihan pendahuluan' bertahap dimulai dari setiap wilayah RT.

Warga dalam satu RT memilih siapa diantara mereka yang paling dilihat dan dikenal baik serta bijaksana dan telah terbukti nyata memberikan kontribusi kebaikan yang besar bagi warga.

Itulah pemimpin yang dipilih untuk naik ke tingkat wilayah RW (tidak harus ketua RT-nya), setelah tokoh di RW terpilih selanjutnya mereka bisa bermusyawarah memilih salah seorang diantara mereka untuk masuk ke wilayah Kelurahan atau Desa.

Di tingkat Desa, dengan mekanisme musyawarah yang sama, salah seorang diantara tokoh RW terpilih naik masuk ke tingkat Kecamatan, kemudian setiap yang masuk di wilayah Kecamatan bermusyawarah memilih salah satu di antara mereka untuk diangkat bersama ke wilayah Kabupaten.

Setelah sampai ke wilayah Kabupaten, jumlah dukungan mestilah sudah lebih dari 100 ribu keluarga, itulah tokoh terpilihnya yang akan diproyeksikan untuk masuk sebagai anggota MPR. Salah satu dari 700an yang terpilih dari Sabang sampai Merauke.

Maka info sosok tokoh tersebut kemudian diturunkan ke bawah, ke segenap keluarga di setiap RT. Agar semua kompak memilih tokoh tersebut dalam Pemilu 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun