Mohon tunggu...
Aryandi Yogaswara
Aryandi Yogaswara Mohon Tunggu... -

Penulis, Penyair, Penjual Buku dan Madu Liar Asli. Tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Pemimpin Tanpa Partai

19 Maret 2017   11:07 Diperbarui: 19 Maret 2017   11:24 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMILIH PEMIMPIN TANPA MELALUI PARTAI DAN JENJANG NAIK DARI KETUA RT SAMPAI PRESIDEN

Oleh: Aryandi Yogaswara

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Tulisan ini meneruskan konsep 7 lapis langit pemerintahan dari RT sampai dengan Presiden di artikel kedua, tentang gagasan sistem pemerintahan, khususnya proses pemilihan para pemimpin kita berdasarkan sila ke 4 Pancasila: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Hasil Pemilu Indonesia pertama pada tahun 1950 menunjukan bahwa mayoritas penduduk Indonesia pada dasarnya terbagi menjadi tiga golongan besar:

1. Agama atau haluan kanan. Idealismenya adalah kesesuaian antara Firman Tuhan dan jalannya pemerintahan. Ketika kitab Suci dijadikan panduan, maka haluan ini meyakini bahwa bangsa Indonesia akan berjaya karena mendapat Rahmat Ilahi.

2. Kapitalisme dan Liberalisme, atau golongan menengah yang fokus pada pembangunan ekonomi dan pendidikan dalam membangun bangsa dengan mengutamakan kapital atau modal sebagai sumber daya yang utama untuk memajukan bangsa

3. Nasionalisme, Marhaenisme, dan Sosialisme atau haluan kiri yang memiliki semangat membela golongan kelas bawah yang banyak di Indonesia agar tidak dimanfaatkan dan didominasi oleh golongan kelas menengah atau yang diistilahkan dengan kaum borjuis

Kelak pada masa Orde Baru kenyataan dominasi pandangan politik rakyat Indonesia menjadi dasar penetapan partai politik hanya menjadi 3 yaitu:

1. PPP

2. Golkar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun