Mohon tunggu...
Aryanda Putra
Aryanda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jika Kesalahan dan Kebenaran bisa untuk didialogkan, kenapa harus mencari-cari Justifikasi untuk pembenaran sepihak. Association - A Stoic

Ab esse ad posse

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Idealitas Konfercab HMI: Ajang Pemilihan Pemimpin atau 'Panggung Boneka' untuk Para Senior?

23 Desember 2024   15:29 Diperbarui: 23 Desember 2024   19:59 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aryanda Putra -Ketua Umum HMI Bukittinggi 2021/2022

Aryanda Putra -Ketua Umum HMI Bukittinggi 2021/2022
Aryanda Putra -Ketua Umum HMI Bukittinggi 2021/2022

Konfercab dan Bayang-Bayang "Senioritas"

Konfercab, kalau kita mau jujur, adalah salah satu forum paling sakral di HMI. Bukan cuma soal pemilihan pemimpin baru di tingkat cabang, tapi juga arena bertarungnya ide-ide segar, konsep-konsep brilian, dan gagasan-gagasan visioner dari kader-kader yang benar-benar peduli dengan kemajuan organisasi. Di atas kertas, ini adalah ruang untuk mendewasakan pola pikir dan pola laku, tempat belajar menerima kekalahan dengan lapang dada dan memenangkan kontestasi dengan penuh tanggung jawab.

Namun, realitanya sering kali jauh dari ideal. Forum yang seharusnya menjadi ajang pembuktian intelektual malah berubah jadi "drama senioritas". Ada saja oknum-oknum yang merasa titel "senior" memberi mereka hak istimewa untuk mencampuri urusan kader aktif. Dengan dalih "demi kebaikan (C)abang", mereka mendikte siapa yang boleh maju, siapa yang harus mundur, dan bahkan siapa yang sebaiknya tidak usah bermimpi jadi ketua.

Ini ironis, mengingat HMI selalu menggaungkan konsep independensi. Bagaimana kita mau membangun pemimpin independen kalau proses regenerasinya saja dikangkangi oleh campur tangan yang tidak perlu? Alih-alih menghasilkan pemimpin yang matang, kita justru melahirkan "boneka" yang terbiasa diatur-atur, pemimpin yang lebih sering melihat ke belakang menunggu instruksi daripada menatap ke depan untuk membuat terobosan.

Konfercab bukan ajang nostalgia bagi mereka yang sudah selesai di HMI. Sudah saatnya kita menghormati forum ini sebagai milik kader aktif. Biarkan mereka belajar dari dinamika, dari perdebatan, dari jatuh bangun membangun konsensus. Kalau selalu diintervensi, kapan mereka akan dewasa?

Jadi, untuk para senior yang merasa gatal ingin ikut campur: sudah, tenang saja. Beri ruang untuk mereka yang masih aktif di HMI. Kalau benar kalian peduli, arahkan tanpa menguasai, dampingi tanpa mendikte, dan dukung tanpa menggerogoti independensi. Konfercab bukan panggung "reuni akbar senior", tapi tempat lahirnya pemimpin masa depan. Jangan sampai kalian jadi alasan utama mengapa proses regenerasi justru mandek di tempat.

Dan satu hal lagi yang perlu kita renungkan: senioritas di HMI itu bukan tentang siapa yang paling tua atau paling lama ber-HMI. Senioritas sejati adalah tentang memberi teladan, membuka jalan, dan menjadi mentor yang mendorong kader-kader muda untuk berani mengambil tanggung jawab besar. Tapi apa yang sering terjadi di Konfercab? Alih-alih memberi ruang, oknum-oknum senior justru sibuk "bermain catur", mengatur bidak-bidaknya demi memastikan "orang mereka" terpilih.

Padahal, jika kita lihat sejarah, pemimpin-pemimpin besar HMI tidak lahir dari skenario yang diatur sedemikian rupa. Mereka muncul karena diberi kebebasan untuk membuktikan diri, untuk bertarung ide, untuk mengambil risiko, dan tentu saja, untuk belajar dari kegagalan. Mereka tidak tumbuh di bawah bayang-bayang senior yang mengontrol setiap langkah mereka.

Jika Konfercab terus dikuasai oleh kepentingan segelintir pihak, kita bukan hanya merusak proses regenerasi, tapi juga membunuh kreativitas dan keberanian kader. Bagaimana bisa kita berharap HMI melahirkan pemimpin bangsa jika di internal saja kita takut dengan perbedaan gagasan?

HMI harus kembali ke ruhnya sebagai organisasi yang menghargai independensi dan keberanian berpikir. Senior yang sejati seharusnya menjadi pendukung di belakang layar, bukan sutradara yang memaksakan skenario. Dan para kader aktif harus berani mengambil posisi, mengingatkan dengan tegas tapi santun bahwa Konfercab adalah milik mereka, bukan ajang nostalgia bagi mereka yang sudah tidak aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun