Mohon tunggu...
Aryanda Putra
Aryanda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jika Kesalahan dan Kebenaran bisa untuk didialogkan, kenapa harus mencari-cari Justifikasi untuk pembenaran sepihak. Association - A Stoic

Ab esse ad posse

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Suriah di Persimpangan Sejarah

9 Desember 2024   23:24 Diperbarui: 15 Januari 2025   00:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, rakyat Suriah di pengasingan menggantungkan asa pada narasi baru yang ditawarkan oleh PM al-Jalali. Dia berbicara tentang pemilu bebas dan hubungan damai dengan tetangga, tetapi apakah itu sekadar janji manis, atau sebuah niat tulus? Keberanian al-Jalali yang tetap bertahan di Damaskus saat Assad melarikan diri tentu mencuri simpati banyak orang. Namun, jalan menuju pemilu yang benar-benar bebas akan penuh tantangan, mengingat sisa-sisa pendukung rezim lama dan dinamika kekuasaan yang kompleks.

Yang paling menyentuh dari semua ini adalah kisah para tahanan yang dibebaskan dari penjara Saydnaya. Mereka adalah simbol dari rasa sakit, kehilangan, dan perjuangan rakyat Suriah selama bertahun-tahun. Video anak kecil yang akhirnya bisa keluar dari jeruji besi bersama ibunya adalah potret nyata dari betapa brutalnya konflik ini. Mereka, yang selama ini dibungkam oleh kekuasaan, kini kembali ke tengah masyarakat sebagai pengingat bahwa keadilan tak boleh ditunda lagi.

Di tengah euforia dan harapan, ada satu pesan yang mengemuka: Suriah bukan milik satu rezim, satu kelompok, atau satu ideologi. Suriah adalah milik seluruh rakyatnya. Kini saatnya mereka bersatu, melampaui perbedaan, untuk membangun kembali negeri yang selama ini mereka impikan.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam sejarah, revolusi hanyalah awal. Perjuangan sejati adalah memastikan bahwa pengorbanan yang sudah diberikan tidak sia-sia. Suriah membutuhkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya mampu merebut kekuasaan, tetapi juga membangun kembali kepercayaan, perdamaian, dan martabat rakyatnya. Jika mereka berhasil, maka sejarah akan mencatat ini sebagai titik balik besar, bukan hanya bagi Suriah, tetapi juga bagi seluruh dunia yang menyaksikan.

Kisah Suriah ini adalah pengingat bahwa harapan selalu ada, meski dalam kegelapan paling pekat. Seperti kembang api yang menyala di Alun-alun Umayyah, cahaya harapan itu kini menyebar, mengingatkan bahwa masa depan ada di tangan mereka yang berani bermimpi dan bertindak.

Tapi tentu saja, mimpi tanpa langkah nyata hanya akan menjadi utopia. Tantangan terbesar bagi Suriah saat ini bukan hanya soal membangun kembali fisik negara yang telah hancur akibat perang, tetapi juga menyembuhkan luka sosial yang dalam. Perpecahan antar kelompok, trauma panjang yang dialami rakyat, dan ketidakpercayaan terhadap siapa pun yang mengklaim sebagai pemimpin, semuanya adalah bom waktu yang harus segera dijinakkan.

Rakyat Suriah kini berada di persimpangan sejarah. Mereka bisa memilih untuk terus terpecah oleh dendam masa lalu, atau bersatu untuk merajut masa depan. Pelajaran dari negara-negara lain menunjukkan bahwa transisi pasca-konflik selalu membutuhkan tiga hal utama: rekonsiliasi, keadilan, dan rekonstruksi. Ketiganya tidak bisa dipisahkan, apalagi diabaikan.

Rakyat Suriah
Rakyat Suriah

Rekonsiliasi berarti memulihkan hubungan yang telah rusak di antara rakyat Suriah sendiri. Kelompok pemberontak dan mantan pendukung rezim Assad harus membuka ruang dialog. Ini tidak mudah, karena luka akibat perang terlalu dalam. Namun, tanpa rekonsiliasi, konflik akan terus berulang. 

Di sisi lain, keadilan adalah kunci untuk mengakhiri siklus impunitas yang selama ini menjadi penyakit kronis di Suriah. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang dan pelanggaran HAM, dari kedua belah pihak, harus menghadapi hukum. Hanya dengan cara ini, rasa percaya masyarakat terhadap sistem baru dapat dibangun.

Kemudian, ada rekonstruksi, bukan hanya soal membangun kembali infrastruktur yang hancur, tetapi juga membangun kembali institusi yang mampu melayani rakyat secara adil dan transparan. Dunia internasional, yang selama ini hanya menjadi saksi dari kehancuran Suriah, memiliki tanggung jawab moral untuk membantu. Bukan dengan agenda politik terselubung, melainkan dengan niat tulus untuk mendukung rakyat Suriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun