Mohon tunggu...
Arya Mahesageni
Arya Mahesageni Mohon Tunggu... -

Mulai menulis sejak SMU,dan sampai sekarang yang saat kuliah di Fakultas Hukum Uniska Kalimantan Selatan,menulis puisi dan prosa .Akitifitas yang lain tergabung di salah satu LSM Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan focus pada penyelamatan air.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulang

27 Juli 2011   18:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala jasad itu hancur terkubur dalam liang lahat yang sempit tak terdengarjeritan, terikanatau lolongan mengerikan sepertilolongan serigala dimalam bulan purnama

Hanya gemersik daun-daun temani keheningan sesaat penziarah pergidengan setumpuk hayal di benak mereka jasad tak bisa berbuat apa apatak ada yang mesti di pertanggujawabkannya

Sudah terlapas,amal ibadah tak bisa jadi pembela Ruh, Jiwa,dan Nyawasebatashujah di ujung lidah ketika di duniamenjadi nyata tanpakesadaran dan rasa bila bertemu Tuhanhanya satu dusta

Tak ada yang ditunggu semua sudah jelas, bukankah saat di dunia sudah cukup jelas berita itu dikala terbangun dari tidur lelap lupa sesunguguhnya matilalu bagaimana akan pulang sedangkan masih tak mau mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun