Mohon tunggu...
Arya Kelana
Arya Kelana Mohon Tunggu... -

Lahir di Medan Hidup Nomaden/\r\nUser K.Mobile ingin menjadi lebih baik/\r\nKejujuran itu mahal dan pahit ditengah zaman kemajuan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gotong Royong, Warisan Budaya yang Hampir Punah

13 Desember 2013   20:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:57 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia boleh berubah tapi warisan sejarah harus tetap kita jaga dan lestarikan, jangan sampai kejadian kemarin terulang kembali. Saat kebudayaan kita di klaim oleh Negara lain kita baru berkoar-koar mempertahankan kebudayaan kita. Sudah saatnya kita berbenah dan ikut melestarikan walau dalam lingkup yang kecil seperti keluarga. Agar timbul kesadaran dari anak-anak kita tentang pentingnya menghargai dan melestarikan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Lihatlah generasi muda sekarang , sedikit sekali yang mau mempelajari dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri tapi lebih suka dengan kebudayaan luar negri, biar dikatakan lebih modis, gaul dan lebih modern. Padahal kebudayaan Indonesia bemacam ragamnya, kalau saja kita mau berinovasi, juga bisa lebih modis,gaul dan modern.
Salah satu kebudayaan dan termasuk pondasi Negara yang hampir punah adalah gotong royong. Tak pernah lagi kita temui senyum ramah penduduk yang penuh ketulusan dan persahabatan di wajah mereka yang. Tapi kini yang ada wajah penuh kecurigaan atas orang-orang yang tidak mereka kenal, walau masih ada sebagian yang memperlihatkan senyum ramah penuh persahabatan. Coba tengok sebentar di pemukiman sekitar kita, masih adakah masyarakat yang menggalakkan system gotong royong. Kalaupun ada, itu dilakukan karena terpaksa tidak enak dengan lingkungan. Sementara dengan tetangga kita sendiri aja terkadang tidak pernah tau siapa namanya. Rasa individualisme mulai merasuk kedalam diri kita sehingga kita mulai acuh tak acuh terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.
Padahal dengan bergotong royong kita mampu mengikat rasa persaudaraan dan rasa saling memiliki dan menghormati segalah perbedaan diantara kita. Jika ada diantara saudara kita yang kesusahan kita juga ikut merasakan kesusahannya, sehingga kita bahu membahu meringankan kesusahan yang mereka alami tanpa mengharapkan pamrih sedikitpun.
Lihatlah sekarang rasa individualisme lebih mendomisasi pribadi dan para pejabat kita. Kalaupun masih ada system gotong royong pada pejabat kita tapi selalu bersifat negative yaitu bergotong royong dalam mengkorupsi uang rakyat.
Semoga negeriku mampu bangkit dari keterpurukan dan menghidupkan kembali system gotong royong yang kini hampir punah ;
Jayalah Indonesia ku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun