Mohon tunggu...
M@sbh@y
M@sbh@y Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mencurahkan isi kepala,hati dan pikiran.

Ranger in country guardian .freewriter . berbagi info,pnglamn,kenangan, segala yg singgah dan bermain di pikiran dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelingan Mantan (Napi Koruptor)!

17 September 2018   17:04 Diperbarui: 17 September 2018   18:21 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pagi 16 september 2018

hari ini

Pagi ini

Masih disini

Lagi sendiri

Dibangunkan imajinasi .

Penat sudah berbaring rebahkan diri

seingatku sudah dini hari tadi

aku baru kembali .

Aktivitas rutin kuli negeri

Berangkat pagi

pulangnya dini hari

kadang ,

sekedar

Liat anak istripun gak sempat lagi.

Kayak nga ada orang lagi ..

Kadang nyesel juga punya kompetensi

sampe hal sepele pun suruh ngurusi.

Setidaknya seperti itulah seorang lelaki.

Lebay dikit tak apalah toh tak ada yang kubuat rugi atau ku korupsi.

Pegal berbaring

ganti posisi miring

Karena posisi itu penting.

Berguru dari para politisi

(posisi dan birokrasi Memberi Kontribusi Untuk korupsi)

****************************

Tertambat pandanganku pada tulisan di koran .

bekas bungkus pisang goreng yang kubeli kemaren petang.

lumayan buat ganjal

perut yang Berdendang

walau gak membuatku kenyang .

Setidaknya pantas kusandingkan

di atas pelaminan dengan

kopi kental di cangkir tanpa tatakan.

Nga tau koran apa

Edisi keberapa

Terkesan sedikit istimewa

Tulisanya.

Tercetak dengan huruf kapital di block pula

"MANTAN NAPI KORUPSI BOLEH NYALEG LAGI ! "

Ilustrasi: Kumparan
Ilustrasi: Kumparan

Sempat jadi perdebatan beberapa pekan

pro dan kontra

Setuju tidak setuju

Perang opini di berbagai media.

Berebut simpati dan dukungan massa

Bahkan menjadi inspirasi para master kompasiana untuk menorehkan pena.

*****************************

Menangkap isu yang mengemuka

Di olah jadi karya syukur syukur jadi head lines berita kompasiana.

Kacaulah dunia persilatan jadinya

akibat tatanan aturan main penyelengaraan kontes pergantian raja dan diplomat harus dievaluasi dan di revisi semua.

namanya juga negeri mimpi

maka ngak ada yang abadi.

Semua tergantung deal deal dan lobi

serta manuver para politisi .

****************************

alih alih ........

membangun koalisi

menebar kontroversi

membuka konfrontasi

Agar kepentingan dan ambisi

Dapat terealisasi.

(Hanya terjadi di negeri mimpi


Yang punya sejuta mimpi)

Tiap hari warga dan penduduk negeri hanya di jejali tontonan dari dagelan politik atau sinetron yang berepisode episode ga ada endingnya .terlalu banyak sekuelnya sampai yang nonton bosan karena lupa sama judulnya......

Pinjem istilah on line media .....

trending topik  atau

lagi viral namanya

Istilah kekinian manusia

jaman milenia.

Kalau aku lebih suka

menyebut jaman edan saja.

Di mana..........

tuntunan jadi tontonan

Dan

Tontonan jadi tuntunan

Katanya tuntutan jaman biar di bilang kekinian.

Lha gimana ngak edan ?

Aturan nya edan

Yang jadi pemimpin juga edan

Kayak ga kelingan ( inget)

Dia yang bikin aturan dia sendiri yang ngerubah aturan karena dia juga yang melanggar aturan

Apa salah kalau di bilang kebangetan ( keterlaluan) atau yang jadi pimpinan ini sudah kehilangan kemaluan (rasa malu)

Gimana rakyatnya ga ikut edan .

Kalau semua yang berhubungan dengan keuangan.diselewengkan.

***********************************

"Birokrat Pemakan Uang Rakyat Disikat aparat " https://www.kompasiana.com/aryakangmasbayu2370/5b9b81636ddcae499570af43/.

*************************************

dalam kitab percintaan

ini namanya pengkhianatan atau perselingkuhan .yang pasti akan berujung dengan perceraian atau perpisahan dan menyandang gelar baru dengan sebutan sang mantan.

Gelar yang cukup fenomenal untuk disandang akibat tidak konsisten dengan janji atau ikrar yang telah  di ucapkan .

Saat mengambil simpati rakyat

Agar di beri amanat untuk memikul mandat.

Sebagai seorang

pejabat

Birokrat

Diplomat

Yang akan menjadikan bangsa ini hebat

Yang rakyatnya ga lagi melarat.

Ataukah itu kampanye janji sesaat

Agar dipilih jadi pejabat.

Sesudahnya ...... lewat ............  

Lalu.......

Bersambung lagi satu periode sampai musim kontes datang lagi kontes besar konser akbar

berlabel pesta demokrasi

yang ....

menghabiskan dana  dan subsidi

bahkan ....

menguras cadangan devisa negeri.

Janji janji dan mimpi di obral lagi

Dan

sesudah 

terpilih apa yang terjadi..........

                        Ce el Be Ka

( cerita lama berulang kembali)

Mirip judul telenovela kisah asmara

Atau roman picisan kisah kasih dengan  sang MANTAN .

yang dibenci

Karena ingkar janji (korupsi)

Yang datang kembali ( nyaleg lagi)

Sementara luka yang kemaren belum terobati ( uang yang di korupsi belum kembali) kembali terkenal atau malah semakin viral kayak lagunya via valent yang ku dengar kemaren sore sambil tiduran diatas rumput tetangga menikmati kopi gratisan sambil ngobrol ngalor ngidul ga jelas jluntrungnya kayak pakar politik jadi komentator di acara bedah calon pemimpin masa depan.

Sudahlah yang telah terjadi mau apa lagi percuma di sesali.

Kelingan ( mengingat) MANTAN

Selalu membuat hati dag dig dug tak karuan.

Rasa sakit yang di tinggalkan akan susah dilupakan karena terlanjur kita simpan dan kubur dalam kenangan.

Tinggal kita tunggu saja episode berikutnya apakah ceritanya sama atau berbeda seperti lagunya via valent yang lain yang judulnya bojo galak liriknya cukup mengena

" wes nasib'e kudu koyo ngene

Sudah nasib harus begini

Due bojo ora tau ngepenak'ke

Punya istri (kekasih/pemimpin )tidak menyenangkan

Seneng muring omongane sengak

Suka marah bicaranya ngak enak(suka ngembat uang rakyat)

Nanging pie maneh atiku wes kadung tresno

( terlanjur basah hatiku terlanjur cinta)

Kudu tak trimo bojoku pancen galak

Harus ku terima dengan lapang dada.

Lanjutan syairnya aku lupa tapi endingnya

KUAT DI LAKONI ORA KUAT DI            TINGGAL NGOPI

images-2-5b9f6eb1ab12ae5f912bd025.jpeg
images-2-5b9f6eb1ab12ae5f912bd025.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun