Mohon tunggu...
M@sbh@y
M@sbh@y Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mencurahkan isi kepala,hati dan pikiran.

Ranger in country guardian .freewriter . berbagi info,pnglamn,kenangan, segala yg singgah dan bermain di pikiran dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesempatan yang Terlewatkan

17 September 2018   03:51 Diperbarui: 17 September 2018   04:11 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

yang tak terucapkan hari ini seminggu yang lalu ( tretes,14 agustus2010)

ANDAI TERBACA OLEHMU GADISKU

 

 """" tidak ada seorangpun yang bisa menghormati kaum wanita kecuali orang orang yang mulia dan tidak ada yang bisa menghina kaum wanita kecuali orang orang yang hina   """"

                            ( AL hadist)

**********

                  **************

************

                             kebodohan

bukanlah kesalahanku

        namun kecantikanmulah

 yang telah melemahkanku

       dan............,

                       cinta sejati tidak akan pernah usai

                       meski datang musim silih berganti

                       ia akan tetap abadi,,,,,,,,,,,,

dalam tiap dongeng , cerita dan hikayat. dan sejarahpun akan selalu mengukirkanya untukmu dan buatku

meski hanya dalam penggalan penggalan kenangan kita

                              mungkin.......

 terlalu dini aku ucapkan.

                             aku mencintaimu

                             sampai akhir nanti

( walau tar terungkapkan)

               mungkin juga .................

    tak seharusnya secepat ini aku menyayangimu dengan sepenuh jiwa

karna terlalu naif rasanya kukatakan tu semua .....

 sedangkan sang waktu belum mencatat pembuktianya

namun...................

aku tak mau terlambat

untuk dapat menikmati

segala kasih sayangmu.

 dan,........

menyesal sepanjang sisa umurku

 karna..............

 membiarkan

harapan dan tujuan hidupku ( dirimu)

pergi dan berlalu.

walau tak terucapkan lisanku saat itu namun aku bahagia dapat menyita sedikit waktumu sepanjang sabtu dan minggu untuk hanya menemaniku.

Menumpahkan segala isi benak dan hatimu  hingga habis waktu tanpa sempat untukku menyampaikan tujuanku menemuimu. 

Seperti kataku saat itu semua keputusan ada padamu .bulatkan hati agar jangan sampai kau sesali dikemudian hari.

hari ini entah sudah berapa kali matahari mengitari bumi dan kalender dikamarku berganti edisi .

entah

 dimana dirimu kini ,

Telah berdua atau masih sendiri

Masih mengingatnya atau kau ingkari

Andai saja kau mengerti

Namamu masih tinggal di dalam hati 

Hanya untukku sendiri

Untuk ku miliki dan jadikannya kenangan abadi.

mungkin cintamu tak dapat ku miliki

Biarkan kunikmati dan kujalani dengan caraku sendiri.

(Dedicated to dr.1+a ### ******* camila i was call her)

*** thanks for everything.

     *  aku bukan pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun