Mohon tunggu...
Arya Jaya Putra Sadikin
Arya Jaya Putra Sadikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis dan mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Geladi Hominisasi 8

17 Mei 2022   17:47 Diperbarui: 18 Mei 2022   11:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Pada tanggal 9 Mei 2002 tim teknis geladi hominisasi PPI LPH memberikan tugas pra geladi yang akan digunakan sebagai salah satu bahan berdinamika kelompok saat geladi dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2002. Tugas tersebut berisikan tentang ajakan untuk menyimak lagu Indonesia Raya 3 Stanza yang dapat di akses melalui media Youtube. Kita sebagai mahasiswa diajak untuk memberikan tanggapan manakah bagian syair yang menarik bagi kita. Pada saat itu saya memilih syair bagian “Indonesia tanah pusaka, pusaka kita semuanya marilah kita mendoa Indonesia bahagia”. 

Saya memilih bagian syair tersebut karena syair tersebut memiliki makna tersendiri yaitu menyadarkan saya akan pentingnya warisan tanah air dan wilayahnya yang sudah ditinggalkan oleh leluhur-leluhur kita sebelumnya. Setelah menyelesaikan tugas pra geladi tersebut pada tanggal 15 Mei 2022 akhirnya geladi hominisasi diselenggarakan. Sesaat geladi hominisasi dimulai, acara dibuka dengan seruan untuk berdiri sejenak karena akan disenandungkannya lagu Indonesia Raya 3 stanza. Setelah itu acara dilaksanakan dengan adanya pendahuluan yang disampaikan oleh bapak Andi. Pada saat pendahuluan tersebut saya selaku mahasiswa yang mengikuti acara geladi hominisasi diajak untuk langsung berdinamika dengan beliau mengenai pengetahuan umum seputar sejarah Indonesia dan lingkungan Universitas Katolik Parahyangan. 

Di kesempatan tersebut saya menjawab tentang pertanyaan kapan UNPAR berdiri dari mulai tanggal,bulan, sampai tahunnya. Setelah itu dialanjutkan dengan sesi games yang dibawakan oleh bu Anggi. Sesi tersebut diselenggarakan menggunakan quizziz. Dan pada sesi tersebut kebetulan saya termasuk mahasiswa yang masuk nominasi 5 besar menjawab pertanyaan dengan benar. 

Setelah sesi games berakhir dilanjutkan dengan sesi yang dibawakan oleh pak Sophan Adjie yang berisi tentang 3 metode untuk berpikir kritis. Tiga metode tersebut di dalamnya terdiri dari knowing,understanding,dan Inovating. Ketiga metode tersebut nantinya akan digunakan sebagai bekal dalam berdinamika di breakout room sesuai dengan tema yang sudah panitia tentukan sebelumnya. Kelompok kami yaitu kelompok 1 berkesempatan untuk membawakan tema tentang “Generasi Z memaknai hari pendidikan nasional”. Pada kesempatan tersebut kami membawakan presentasi melalui pertunjukan drama yang mana didalamnya terdiri dari 4 orang yang memiliki peran masing-masing. Arya sebagai bapak guru seni , Rizki sebagai murid yang teladan,Malcolm sebagai murid yang antusias dan tingkat berpikir kritis nya tinggi,dan yang terakhir Dave sebagai murid yang kurang teladan. Drama tersebut ternyata berhasil dalam merebut hati para fasilitator disesi battle dan akhirnya kelompok kami pun menang. Setelah sesi tersebut selesai kami mahasiswa diajak untuk berdoa bersama sebelum menutup acara. Dan acara geladi pun selesai.

            Setelah mengikuti acara geladi tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwasanya peran kita generasi penerus bangsa sangatlah penting dan sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Apabila kita generasi penerus tidak dapat dan tidak mau berpikir kritis niscaya bangsa ini akan diambang kehancuran. Untuk dapat bersaing dengan negara lain tentunya kita harus terlebih dahulu untuk mengayomi dan mengabdi pada negara sendiri. Keberagaman budaya tentunya tidak dapat dijadikan sebagai penghalang bagi kita untuk bersosialisasi dan berdinamika pada kehidupan sehari-hari. Keberagaman nyatanya dapat menyatukan dan mempererat kesatuan bangsa kita. Tapi tidak lupa bahwa keberagaman budaya kita ini harus dapat kita lestarikan agar bahasa daerah yang merupakan warisan leluhur tidak punah.

            Diperlukannya logika berpikir dan bahasa yang baik dan benar sebagai warga negara Indonesia adalah karena kita sebagai makhluk sosial dan juga generasi penerus bangsa harus bisa bersatu dalam menggapai suatu tujuan yang luhur. Dengan disadari nya hal tersebut saya sebagai warga negara Indonesia dan generasi penerus ini menjadi prihatin akan kebudayaan bahasa daerah yang tidak digunakan dengan baik serta prihatin akan pandangan generasi penerus tentang negara Indonesia.

            Acara geladi hominisasi yang dilaksanakan ini sangat menunjang saya dalam memberi pandangan tentang lingkungan kuliah saya yang sangat heterogen. Berbagai perbedaan budaya yang ada didalamnya akan saya manfaatkan sebagai hal yang mendorong saya untuk dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak. Berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dan benar serta dapat menyesuaikan dengan banyak perspektif di lingkungan kuliah akan saya jadikan sebagai jembatan untuk menuju kesuksesan di masa depan kelak. Untuk dapat meningkatkan kemampuan tersebut tentunya dibutuhkan pengalaman sosial yang cukup tinggi, oleh karena itu saya akan mencoba sebisa mungkin untuk berperan aktif dalam lingkungan kuliah saya dari mulai memberikan aspirasi ataupun inovasi yang saya harap akan berguna bagi khalayak banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun