Perempuan itu pun mengatakan bahwa pasangan suami istri tersebut adalah kakek dan nenek buyut perempuan tersebut. Dia mengatakan bahwa buku ini mengandung darah dari dukun tersebut. Satu-satunya cara adalah dengan membakar buku tersebut. Kami pun sepakat untuk mencari cara untuk membakar buku tersebut. Untungnya di perpustakaan itu terdapat korek api.
 Aku pun berusaha untuk mengambil korek tersebut sedangkan perempuan itu seakan mengalihkan perhatian pada makhluk halus tersebut. Akhirnya aku pun dapat mengambil korek tersebut dan segera membakarnya. Tiba-tiba makhluk itu pun berteriak dan menghilang seraya buku itu terus terbakar. Setelah buku itu telah hangus, tiba-tiba pintu perpustakaan yang terlah terkunci terbuka kembali.Â
Aku bersama perempuan itu pun langsung keluar perpustakaan itu. Dengan peluh yang mengucur deras serta rasa ketakutan yang maha dahsyat, aku pun langsung duduk di tanah dengan lemas. Aku pun merasakan ada seseorang yang menyeka peluhku. Ketika kulihat, orang itu adalah perempuan tersebut.
"Terima kasih telah membantuku." Ujar perempuan tersebut.
"Tidak masalah, justru aku kaget karena harus berada di situasi seperti tadi." Jawabku dengan ketus.
"Aku benar-benar minta maaf." Jawab perempuan itu sambil menunduk.
"Sudah tidak apa-apa, yang penting kita selamat. Ngomong-ngomong kamu siapa? Anak baru ya?" Tanyaku padanya.
"Iya sebenarnya aku anak dari kepala sekolah, aku pindah kesini karena ibuku memintaku untuk memeriksa kejadian gaib di sekolah ini yang berhubungan dengan masa lalu kami." Jawab perempuan itu.
"Maksudnya memeriksa bagaimana?" tanyaku kebingungan.
"Aku seperti kamu, bisa melihat makhluk halus namun, aku juga bisa berkomunikasi dengan mereka. Aku bisa tahu kamu dapat melihat seperti itu dari caramu melihat sekitar." Jawabnya.
"Hmm begitu ya, nama kamu siapa? Aku Raka." Tanyaku padanya.