Mohon tunggu...
Arya Fisabilillah
Arya Fisabilillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik Informatika - Universitas Muhammadiyah Surabaya

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan ( Qs.Al insyirah : 6 )

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah keamanan siber tahun 1960 an hingga 2020 an

5 Oktober 2024   21:44 Diperbarui: 12 Oktober 2024   23:25 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Sejarah keamanan siber masih terus ditulis. Pola dasar risiko dan respons akan terus berlanjut. Teknologi baru akan dikembangkan dan diadopsi, menyebabkan ancaman baru muncul dan ditangkal dengan alat keamanan siber baru. Dengan menggunakan pola dasar ini sebagai templat, apa yang bisa kita prediksi saat kita melihat ke depan?

Pelindung AI

Pada awal tahun 1980-an, spesialis keamanan siber pertama mencari cara untuk mengotomatisasi pertahanan mereka, menciptakan sistem yang dapat mengenali dan menetralisir ancaman tanpa pengawasan manusia yang konstan.

Kecerdasan buatan (AI) sudah memainkan peran kunci dalam ruang ini, dan itu akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Berkat proses yang disebut deep learning, sistem AI yang canggih dapat terus meningkatkan proses deteksi ancaman mereka, menangkap indikator risiko halus yang mungkin tidak pernah dapat diidentifikasi oleh manusia.

Di masa depan, kemungkinan besar keamanan siber akan semakin menjadi tanggung jawab sistem AI dengan deep learning, robot perangkat lunak yang dapat mendidik diri sendiri. Dunia maya pada akhirnya mungkin akan dipatroli oleh penjaga AI dengan kekuatan pemrosesan yang cukup untuk memprediksi dan memahami ancaman online dengan cara yang hampir tidak dapat dipahami oleh kita.

Perang Dunia Maya

Mengingat peristiwa baru-baru ini, tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa perang dunia maya hanya akan meningkat seiring berjalannya waktu. Serangan siber yang berhasil terhadap negara lawan dapat menghancurkan, tidak menempatkan personel militer penyerang dalam bahaya langsung, dan jarang dapat ditelusuri secara pasti kembali ke negara tersebut.

Kita dapat berteori bahwa AS menyerang sistem komputer nuklir Iran atau bahwa peretas Rusia mengganggu Saluran Colonial Pipeline, tetapi kita tidak bisa memastikannya. Serangan rudal terhadap fasilitas Iran atau infrastruktur energi Amerika akan menyebabkan dampak diplomatik yang sangat besar, tetapi di dunia maya, serangan-serangan ini dapat meningkat tanpa pertanggungjawaban yang nyata.

Sangat mudah untuk melihat bagaimana beberapa jenis perang siber berskala besar pada akhirnya bisa pecah antara negara adidaya seperti Amerika dan China tanpa kedua belah pihak bertanggung jawab atas tindakan mereka. Namun perang semacam ini masih dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa dan harus diwaspadai.

Jika kita akan terus mengintegrasikan setiap aspek kehidupan kita dan infrastruktur nasional dengan internet, kita harus siap untuk mempertahankan diri dengan langkah-langkah keamanan siber yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun