Mohon tunggu...
aryaekabimantara
aryaekabimantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Kepala Divisi Ke-Organisasian BEM PTNU/Wakil Presiden Mahasiswa 2023-2024

Saya adalah Mahasiswa yang Aktif dalam berbagai Organisasi Sosial dan Pendidikan, Saya memiliki minat pada dunia politik dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Program MBG di Jawa Barat, Mungkinkah Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat?

24 Januari 2025   10:52 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:07 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekretaris Divisi Isu Gender Pemberdayaan Perempuan Dan Anak BEM PTNU JABAR. Foto : Asyfia Zakiyah Rahmah/Kompasiana

Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 50,35 juta jiwa, telah melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 22 kabupaten dan kota dari total 27 wilayah. Program ini merupakan program andalan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang bertujuan memastikan anak-anak sekolah dan kelompok rentan mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Pelaksanaan MBG di Jawa Barat dimulai pada 6 Januari 2025, bersamaan dengan hari pertama masuk sekolah. Program ini dirancang secara bertahap dengan anggaran Rp71 triliun pada tahun pertama. Dengan alokasi anggaran yang cukup besar seperti itu pemerintah juga harus tetap memastikan terhadap status gizi yang akan di konsumsi oleh penerima MBG.Dan harus di pastikan MBG ini mencapai dengan standarisasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di mana untuk sekali makan bagi setiap kelompok sasaran persentase nilai gizinya dihitung, yakni 20-25 persen AKG pada waktu makan pagi dan 30-35 persen pada waktu makan siang.

Namun, kasus keracunan makanan di Sukoharjo menimbulkan kekhawatiran. Sebanyak 40 siswa mengalami keracunan setelah menyantap MBG. Kepala Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di salah satu sekolah yang menerima layanan dari Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) di Sukoharjo. dengan adanya  kasus keracunan pada 40  siswa mengenai program MBG. Apakah tetap dapat di kategorikan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat?, khususnya dalam memantau dan mengatasi masalah gizi di kalangan anak-anak sekolah dan kelompok rentan, karna untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup saja pemerintah masih kecolongan.

Untuk menghindari kasus serupa, pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap proses pengolahan, pendistribusian, dan kehigienisan makanan. Kerja sama dengan ahli gizi juga diperlukan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan MBG. Peninjauan ulang menu secara berkala dan pelatihan bagi petugas pengolah makanan juga penting untuk memastikan kecukupan gizi dan kualitas makanan. Dan apa yang menjadi tujuan MBG dalam menurunkan  prevalensi stunting dan malnutrisi, terutama pada kelompok rentan dapat Terealisasikan dan terstandarisasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Penulis : Asyfia Zakiyah Rahmah (AKPER BUNTET PESANTREN CIREBON)

https://www.kompasiana.com/aryaekabimantara9827/67930e6fed64156cf12ed054/program-mbg-di-jawa-barat-mungkinkah-meningkatkan-kualitas-kesehatan-masyarakat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun