Mohon tunggu...
Aryaduta Prasetya Putra
Aryaduta Prasetya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/Universitas Airlangga

Saya mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

FOMO (Fear of Missing Out) di Kalangan Remaja

13 Juni 2022   20:20 Diperbarui: 19 Maret 2023   09:59 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

akan hal itu dan mereka takut untuk dianggap tidak "keren" karena ketinggalan untuk hal yang baru tersebut. Pada suatu kasus yang terparah dalam FOMO ini yaitu tewasnya remaja FA (13) di Bekasi karena tertabrak truk saat ingin melakukan

 sebuah tantangan yang sedang trend di platform media sosial bernama TikTok. Jadi singkatnya trend ini melakukan aksi dengan melompat kedepan untuk menghadang truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi, dengan harapan supir truk 

akan melakukan rem secara mendadak dan membelokkan truknya, kemudian remaja ini kabur begitu saja. Aksi ini di TikTok dinamai dengan `Challenge malaikat maut` yang merupakan konten yang sedang viral dan banyak dilihat pada saat itu. 

Hal itu membuktikan bahwa FOMO bisa membawa petaka apabila mampu membuat remaja melakukan tindakan yang sangat tidak masuk akal hanya untuk terlihat "keren" karena mampu melakukan sesuatu yang sedang menjadi trend. 

Dari contoh kasus tersebut ada hikmah yang bisa kita ambil yaitu adalah untuk mengenali FOMO itu sendiri dengan lebih dalam, mengenai apa saja gejala, dampak, dan cara mengatasinya supaya kita dapat terhindar dari bahayanya dan akan lebih baik lagi jika kita bisa memberi edukasi pada remaja sekitar kita supaya tidak FOMO terhadap persebaran informasi di media sosial.

Dalam menyikapi perkembangan informasi yang sangat cepat di sosial media seringkali para remaja ini sangat kurang kritis dan akhirnya menunjukkan adanya gejala bahwa mereka sudah terjangkit FOMO, seperti contohnya mereka memiliki kegiatan dalam media sosial yang tinggi sehingga mereka banyak menghabiskan waktu berharga mereka hanya dengan 

melihat gadget dan membuang waktu, kemudian gaya hidup mereka yang serba cepat tidak mau repot, selalu berkata iya karena merasa "gengsi", memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah karena sering melihat kemewahan yang disebar 

oleh orang lain di media sosial sehingga mereka merasa iri hati, terlalu memikirkan opini orang lain di media sosial sehingga di kehidupan nyata mereka masih merasa terbebani dengan pikirannya, selalu ingin diperhatikan dengan semua yang dia lakukan, dan merasa terkucilkan bila ketinggalan trend.

Selain gejala yang ditimbulkan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa FOMO menghasilkan berbagai dampak negatif. Seperti dalam penelitian yang telah dilakukan di Carlton and McGill University mengungkapkan bahwa FOMO adalah hal yang sangat melekat dengan emosi negatif dan stres, bahkan penelitian 

meyakini bahwa mereka sering kurang tidur dan mudah merasa lelah. Dalam artikel lain yang dipublikasikan Computers and Human Behavior menemukan bahwa FOMO menyebabkan orang untuk hidup dengan merasa kurang memuaskan, 

hal ini berkaitan dengan penggunaan smartphone dan media sosial yang semakin meningkat. Selain itu, potensi untuk melakukan perilaku yang tidak sehat juga meningkat. Contohnya, tidak fokus saat melakukan pekerjaan, pikiran semakin tidak jernih, bahkan membahayakan nyawa seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun