Kota Palopo merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tinggi terjadinya bencana longsor. Berdasarkan peta perkiraan wilayah terjadinya gerakan tanah pada bulan Mei 2017 Provinsi Selatan Kota Palopo merupakan daerah potensi terjadinya gerakan tanah dalam kategori Tinggi (Kementerian ESDM, 2017).Â
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo (www.palopopos.fajar.co.id, 27 Oktober 2016) menyatakan bahwa untuk wilayah rawan longsor di Kota Palopo terdapat di 3 (tiga) kecamatan, yakni Kecamatan Wara Barat, Kecamatan Sendana, dan juga Kecamatan Mungkajang, dimana wilayahnya berada di Latuppa, Kambo, Lebang, Battang, Sampoddo, dan Purangi.Â
Salah satu kejadian longsor yang terjadi di Kelurahan Kambo terjadi pada tanggal 25 Oktober 2016 yang mengakibatkan robohnya talud jalan dan menimpa satu rumah warga (www.palopopos.fajar.co.id, 27 Oktober 2016). Salah satu rumah warga Kambo terkena longsor sehingga rumah menjadi amblas (Padli dkk, 2017). Selain itu, metode geolistrik digunakan untuk mengidentifikasi bidang gelincir longsor di Kecamatan Mungkajang (Manrulu & Nurfalaq, 2017).
Peta kemiringan lereng Kambo diperoleh dari pemanfaatan citra SRTM resolusi 30 m. Citra SRTM tersebut diproses menggunakan aplikasi pengolah SIG. Kemiringan lereng di Kelurahan Kambo umumnya Landai -- Sangat Curam. Untuk daerah yang memiliki kemiringan lereng Curam (13,5o -- 25,5o) menempati sekitar 25,7% daerah penelitian.Â
Kemiringan lereng Sangat Curam (>25,5o) menempati daerah penelitian sekitar 0,5%. Â Kemiringan lereng Landai (5o -- 7,5o) menempati sekitar 21,4% daerah penelitian. Kemiringan lereng Datar (<5o)menempati sekitar 4,8% daerah penelitian umumnya berada berada di bagian timur.Â
Sepanjang jalan poros Kelurahan Kambo yang merupakan lokasi survey memiliki kemiringan lereng Landai-Curam. Di sepanjang jalan ini merupakan kawasan pemukiman. Dari hasil pengamatan di bagian selatan telah terjadi beberapa longsor. Â
 Titik Longsor Kelurahan Kambo
Pengamatan titik longsor Kelurahan Kambo dilakukan di lima stasiun pengamatan yaitu ST1, ST2, ST3, ST4 dan ST5. Stasiun pengamatan ST1 terletak pada koordinat 3o00'14,598"S, 120o08'42,264"E. Pada titik ini terdapat longsoran berupa retakan-retakan pada aspal. Stasiun pengamatan ST2 terletak pada koordinat 3o00'21,6"S, 120o8'50,1"E merupakan titik longsor dengan jenis longsoran translasi.Â
Stasiun pengamatan ST3 berada pada koordinat 3o00'42,234"S, 120o09'3,564"E juga terdapat longsor berupa retakan tanah pada aspal. Stasiun pengamatan ST4 berada pada koordinat 3o00'47,988"S, 120o09'8,406"E terdapat bekas longsoran yang telah diberi tembok penahan.Â
Pada stasiun pengamatan ST5 terletak pad koordinat 3o00'47,988"S, 120o9'8,406"E juga terdapat longsoran berupa retakan tanah pada aspal. Longsor yang terjadi di Kelurahan Kambo berupa longsor rayapan berupa rekahan-rekahan pada tanah seperti yang terjadi di ST1, ST3 dan ST5. Longsor ini bergerak lambat yang disebabkan oleh lalu lalang kendaraan.Â
Penampang Tahanan Jenis batuan Penyusun Kambo