Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Tepi: Kikik Burung Perempuan

26 Januari 2023   11:14 Diperbarui: 26 Januari 2023   11:32 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Kembali dari angkringan susu jahe saya tengok jam yang menunjuk  pukul setengah sebelas malam.

Perjalanan kembali ke rumah dengan sepeda motor  harus melalui dua bundaran. Udara dingin berhasil dilawan berkat sisa hangatnya rempah susu jahe.

Usai bunderan pertama, di bunderan kedua saya berhenti. Angin yang berdesir dikuping membawa suara aneh. Suara ketawa nyaring dari sisi kiri dimana banyak pohon ditepi kolam kecil.

Saya tengok gak ada satupun motor dan mobil lewat, pun juga gak ada manusia lain.

Saya berhenti, menduga suara burung malam yang tengah bernyanyi. Kedua kalinya suara itu muncul lagi. Saya matikan motor segera. Tanpa bercampur desir angin suara itu masuk telinga.

Orang bilang mendengar itu bulu kuduk  akan berdiri, tetapi saya nggak mengalami.

Saya tuntun motor ke tepi jalan dekat kebun dan kolam, tiba-tiba suara itu kembali kencang. Suara Kikik perempuan yang bisa saja suara burung.

Saya duduk diujung jok motor, kembali menghidupkan mesin dan suara itu menjauh, menjauh dan mengecil tetapi tetap kedengaran.

Orang bilang suara seperti itu jika makin besar  artinya ia ada dikejauhan tapi jika suara mengecil  artinya ia ada dekat disekitar. makin kecil suara makin dekat dia.

Gak ngerti bulu kuduk saya kontan berdiri, terpengaruh kata-kata dan cerita orang tentang tawa kikik perempuan.

Brrrrrm...saya tinggalkan lokasi. Keberanian saya kalah oleh cerita-cerita orang. Dasar pengecut...

Sewaktu saya tiba digarasi rumah, baru disadari malam itu malam jumat.

Besok malamnya saya ajak istri motoran berdua, berhenti dilokasi yang sama di jam yang hampir sama.

"Ngapain berhenti disini?"  tanya istri.

Nunggu suara burung, kemaren kedengaran disini. Suaranya merdu sekali.

Dengan berdua, entah kenapa dari dulu saya merasa lebih berani untuk membuktikan cerita -cerita seram.

Dan lima menit menunggu, "suara burung" itu nggak pernah muncul kembali.

Aja..aja..ada.

Serat Hayat - 260123

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun