Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari (Tak) Istimewa - Catatan Tepi

17 Oktober 2020   12:05 Diperbarui: 17 Oktober 2020   12:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Usai subuh tadi, di dalam kamar saya dikelilingi empat sosok yang menyampaikan rasa cinta mereka. Rasa cinta yang dibangun sekian tahun lamanya oleh anugerah Tuhan yang Maha besar. Peluk cium adalah harta yang tak ternilai lalu kami merayakannya dengan mengisi perbincangan mengenai apa arti usia.

Apa yang bisa dilakukan orang seusia saya? Itu pertanyaan besarnya.

Lalu kami merujuk pada sebuah film The Founder dimana Ray Kroc mengembangkan sebuah restoran kecil milik dua bersaudara di San Bernardino. Jatuh bangun ketika usianya serupa dengan saya, berusaha meyakinkan pada dunia bahwa revolusi penyajian makanan bisa dilakukan dengan cepat tanpa menimbulkan antrian panjang.

Dunia dikenalkan dengan konsep waralaba dimana satu merk bisa mendunia dengan standard yang sama. Ray Kroc adalah penjual mixer yang semula harus door to door menawarkan jualannya tetapi memang manusia memiliki masanya sendiri sehingga di usia awal lima puluh tahun ia menemukan konsep baru bisnis restoran tanpa harus mencontek atau mencurinya dari orang lain.

Dalam konflik bisnis yang menghiasi perjalanan usia, Ray Kroc menjadi pemegang hak untuk mengklaim bahwa Mc Donald adalah miliknya dengan memberi imbalan yang setara kepada pemilik aslinya dua saudara di San Bernadinho: Dick dan Mc Donald.

Sebagai penggemar film untuk mencari nilai moral, lalu kami membahas tentang film The Company Men. Ketika para eksekutif sebuah perusahaan besar mengalami kenyataan bahwa bisnis mereka mengharuskan mereka meletakkan jabatan, PHK. Hidup melenakan sebagai pegawai apalagi eksekutif besar telah membawa mereka gamang menghadapi kenyataan ketika status telah menghilang dan pekerjaan tak lagi digenggam maka segala kewajiban bulanan akhirnya menjadi siksaan.

Cicilan rumah jatuh tempo, kredit mobil tak lagi sanggup diteruskan, uang sekolah dan kuliah anak terus menagih,  juga segala kemudahan dan kemewahan lenyap seketika.

Tak mudah bagi sebagian orang yang berusia senior menghadapi itu semua, segaris dengan kondisi masa kini yang menghancurkan segala macam bisnis karena Pandemi.

Satu-satunya sikap yang dilakukan oleh para Company men untuk melanjutkan hidup adalah menghadapi kenyataan bahwa tak ada yang namanya situasi Darurat jika segala sesuatu telah dipersiapkan. Bobby Walker seorang manajer muda  akhirnya harus mau mendampingi kakak iparnya Jack Dolan untuk menjadi tukang pemborong bangunan sedang Phil Woodward senior manajer yang telah bekerja 30 tahun memilih mengurung diri dalam kendaraannya digarasi sampai gas CO merenggut nyawanya.

Seorang CFO Gene McClary yang pada awalnya adalah partner pendiri perusahaan juga akhirnya mengalami nasib yang sama, hilang segala kekuasaannya di Perusahaan. Dialah sumber inspirasi bahwa dalam setiap prahara selalu ada peluang.

Salah satu pesan yang saya tekankan pada ketiga anak yang pagi ini merayakan kelahiran saya adalah bahwa ayah mereka adalah orang yang tak lebih pandai dari mereka tetapi hanya memiliki kelebihan menjalankan sekian panjang perjalanan berbagai keberhasilan maupun prahara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun