“Kalau nggak sanggup?” tanya mulut kecil saya.
“Ukur diri sendiri dan jangan ambil jika tak sanggup. Kembalikan!”
Masing-masing orang punya seorang Ibu. Ada yang tak beruntung memiliki ibu yang kurang memperhatikan anaknya tetapi jauh lebih banyak yang beruntung memiliki Ibu yang baik dan menginspirasi setiap jalan hidupnya. Hanya kadang kita melupakan peran mereka ketika masih hidup apalagi ketika telah tiada.
Saya beruntung, memiliki Ibu yang kerap hadir menasehati, bahkan hingga ketika ia telah pergi dari dunia ini. Sore usai shalat Jumat saya menghampiri makam Bapak dan memastikan padanya bahwa saya telah mengunjungi ibu seperti yang diperintahkan Bapak hari itu juga.
Ziarah kubur bukanlah sesuatu yang haram seperti disampaikan beberapa kalangan. Ia memberi nasehat pada kita betapa kehidupan tak lantas berakhir setelah kematian datang. Amal dari harta, Ilmu yang dibagikan dan Doa anak-anak yang soleh tak akan putus memberi terang alam Barzah orang-orang tua kita.
Terima kasih telah datang, Ibu dan bapak. Terima kasih atas nasehatnya. Semoga Allah menyayangi kalian seperti kalian menyayangi kami ketika kecil dulu. Aamiin.
Sayangi Ibumu, Sayangi Ibumu, Sayangi Ibumu, Kemudian Sayangi Bapakmu!
#From the desk of Aryadi Noersaid#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H