Kucing-kucing kampung di rumah kami secara fisik tak pantas untuk dipelihara, pasti tak serupiah pun ada yang mau membeli. Meskipun begitu, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari mereka di mana setiap tangan yang mampu mengurusi mereka kelak akan juga mampu mengurusi sosok-sosok berjasa yang telah memberi kita hidup yang layak dan telah renta, yaitu orang tua kita.
Maka ketika tangan-tangan ketiga anak lelaki kami tanpa diminta mau membersihkan kotoran-kotoran yang ditinggalkan kucing di toilet, memberinya makan dalam waktu yang teratur dan memberikan obat serta membalut dengan perban ketika kucing-kucing itu sakit atau terluka, saya dengan penuh harap mereka juga tak akan mengeluh jika kami kelak menua, renta dan tak mampu secara fisik berbuat apa-apa kecuali hanya memanjatkan doa semoga yang mengurusi kami mendapatkan rejeki, kesehatan, kebahagiaan dan dihilangkan kesulitan hidupnya kelak.
Tak hanya kucing, setiap makhluk yang tak mengancam jiwa dan dekat dengan kehidupan kita adalah perantara kebaikan karena keterbatasan mereka. Keterbatasan berbicara kepada kita memberinya ruang untuk mereka menyampaikan segala sesuatu kepada Zat yang menciptakan mereka, Tuhan semesta alam.
-Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS. 17:44)-
Selamat pagi untuk Loui, Emak, Smally, Pit, Kit, Kat, Olo,Sima, Bela dan Lemura!
-From the desk of Aryadi Noersaid-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H