Dari balik tirai jendela Argo lawu saya memandangi laju mobil disisi rel kereta yang berjalan kencang seolah bertarung dengan laju cepatnya kereta.
“Akan saya ingat itu pak!” saya memastikan apa yang lelaki tua itu ucapkan akan betul saya laksanakan.
Maka jangan klakson mobil saya yang perlahan melambat didepan siapapun, karena bukan hanya kucing atau anjing, bahkan seekor ulat bulu berwarna cerah sekalipun akan membuat saya berhenti membiarkannya lewat didepan saya tanpa saya harus melindasnya.
Percaya atau tidak lebih dari empat puluh tahun saya tinggal di Jakarta, tidak pernah satupun kejahatan menghadang laju kegiatan saya. Meski setiap hari berita TV dan situs berita memberitakan kejahatan di Jakarta , Alhamdulillah tak pernah satupun saya melihat dengan mata Kepala sendiri kejahatan dihadapan saya.
Lelaki tua di Argo Lawu itu memastikan bahwa doa ulat bulu, doa semua mahluk kecil yang melintas dengan selamat selalu memberi doa untuk saya tanpa saya memintanya. Termasuk doa satu kucing betina yang sekarang menjadi penghuni rumah kami dimana ia saya temukan dan di pelihara selepas anak saya berteriak karena mobil kami hampir melindasnya ketika ia melintas tanpa terlihat di satu jalan yang gelap.
Tidak ada sedikitpun hal dalam hidup di dunia ini yang tidak memiliki balasan. Saya meyakini itu, sangat.
I Love Jakarta
-AN-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H