Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ayah Baik vs Ayah Buruk: Sebuah Catatan Tepi

22 Januari 2016   13:58 Diperbarui: 22 Januari 2016   17:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak selalu melihat reaksi apa yang dlakukan orang tua mereka ketika menghadapi situasi tidak normal, dan kejadian-kejadian seperti yang pernah saya lihat rasanya memang menjawab mengapa ruang-ruang publik di negara kita tak bisa terlihat teratur dan bersih seperti yang dimiliki negara-negara maju lainnya. Padahal kita ini sama-sama punya struktur tubuh dan jiwa yang sama, sama-sama ciptaan-Nya.

Jadi, jika mau belajar yang terbaik dari peristiwa yang dilihat sehari-hari, kita akan bisa memahami mengapa bumi tempat kita berpijak ini tak sama dengan bumi tempat berpijak orang lain di belahan bumi yang lain. Negara ini baik tergantung dari kita para AYAH, kita para IBU dan Para PEMIMPIN yang memberi contoh dalam kata dan perbuatan.

Selamat hari Jumat, Kebaikan harus dimulai dari Diri Kita dan saya pun tengah belajar menjadi Ayah yang baik!
-AN-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun