Mohon tunggu...
Bonifasius Aryadi
Bonifasius Aryadi Mohon Tunggu... -

Laki2 saat ini bekerja disebuah perusahaan MNC disemarang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kualitas para politisi

12 Oktober 2015   12:56 Diperbarui: 12 Oktober 2015   12:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi minggu 10 Oktober 2015 – Kekuasaan menumbuhkan arogansi menimbulkan kesombongan dan mengakibatkan kekalahan:

 

Tulisan ini saya tujukan kepada elit parpol di Indonesia khususnya bagi yg anggotanya/fraksinya menjadi inisiator perubahaan RUU KPK yang substansi perubahannya dinilai oleh sebagian masyarakat, termasuk saya, akan melemahkan KPK dalam bidang pemberantasan korupsi.

Menurut hemat saya apa yg dilakukan oleh para inisiator itu tentu sepengetahuan fraksi dan tentu saja partainya sendiri tapi yang saya sangat tidak paham mengapa para pemikir strategis partai atau para inisiator itu sendiri sepertinya tidak melakukan kajian mendalam tentang dampak dampak apa saja yang akan muncul dengan adanya gerakan atau aksi yang dilakukan oleh para elit partai baik yg ada di dewan maupun dalam internal organisasi partai.

Mestinya dilakukan analisa yang mendalam dan tepat yang salah satunya adalah apa reaksi masyarakat apabila muncul inisiatif ataupun pernyataan pernyataan dari elit itu. Masyarakat disini tentunya harus mewakili rakyat sebanyak banyaknya bukan hanya rakyat dalam versi sesedikit mungkin karena mereka tetap rakyat pula. Ini yang harus diketahui oleh siapapun yang mau berkarya untuk negeri ini dalam bidang politik demikian pula yang memantapkan diri untuk berkarya dalam bidang non politik.

Karena dari dulu sampai sekarang berkarya sebagai tenaga kerja saya juga dituntut untuk menjadi professional dalam bidang tersebut dan salah satunya dengan melakukan kajian mendalam (SWOT) akan suatu kebijakan atau keputusan yang dilakukan sehingga saya setidaknya mengetahui dampak positif dan negatifnya sehingga menjadi alat bagi saya untuk meminimalkan resiko dari sisi negatifnya.

Hal seperti ini seharusnya dilakukan oleh para inisiator perubahan RUU KPK yang oleh sebagian orang dimaknai sebagai pelemahan KPK sebagai institusi yg saat ini dipercaya oleh sebagian masyrakat melebihi kepercayaan pada institusi penegak hukum lainnya.

Karena 30% dari inisiator ini datang dari fraksi PDIP maka hal ini mengingatkan saya pada kemenangan fenomenal PDIP pada pemilu 1999. Sepertinya saat itu PDIP menjadi ‘mabuk’ dengan kekuasaan sehingga lupa dengan kewajiban politik yg diambilnya berupa pengingkaran pada janji janji kampanye yg berujung pada kekecewaan masyarakat sehingga PDIP dihukum pada pemilu 2004 dengan kekalahan yang fenomenal pula.

Apa yang dilakukan oleh PDIP ternyata diulang pula oleh PD pada periode pemilu yang kedua setelah menang di 2005 dimana 3 elitnya yang wajahnya terpampang dispanduk, baliho dan iklan2 televisi mengangkat tangan dan mengatakan ‘Tidak pada korupsi’ ternyata menjadi pesakitan dipenjara oleh KPK karena korupsi.

PDIP menang, meski tidak fenomenal pada 2014, dan sepertinya mereka akan mengulang apa yang dilakukan pada saat menang di 1999 saat ini yang terlihat dari pengingkaran mereka pada komitmen pemberantasan korupsi dan melemahkan institusi yang selama ini dipercayai dan kelihatan kinerjanya dibanding institusi penegak hukum lainnya.

PDIP merasa punya kuasa untuk menjalankan agenda agenda yg memang menjadi suara sebagian rakyat yg pro korupsi, karena tidak tertutup sebagian kecil rakyat yang pro kurupsi menagih janji pada para wakilnya, namun sebagai parpol PDIP mestinya harus bekerja untuk sebagian besar masyarakat yang saya percayai pasti anti korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun