PENDAHULUANÂ
1. Latar BelakangÂ
Masalah Stres merupakan respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap tuntutan beban atasnya, dalam perkembangan selanjutnya ternyata dampak stres ini tidak hanya mengenai gangguan fungsional hingga kelainan organ tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang kejiwaan. Stres disebabkan oleh ketegangan mental atau fisik, kadang-kadang menyebabkan kesulitan atau situasi yang menyakitkan. contohnya beberapa remaja putri yang cenderung akan mengalami kejang perut menjadi lebih menyusahkan apabila menjelang ujian, apabila remaja berselisih dengan saudara atau teman atau ketika remaja berada dalam situasi yang secara potensial menengangkan. Setiap orang memiliki cara untuk meminimalkan dampak dari stres, hal ini disebut juga dengan strategi koping. Ada dua strategi koping yaitu koping yang berpusat pada emosi dan koping yang berpusat pada masalah, koping yang berpusat pada emosi salah satunya adalah perilaku merokok.Â
Perilaku merokok dilakukan individu untuk mengurangi stress tanpa bertujuan untuk memecahkan masalah yang menyebabkan stres sedangkan koping yang berpusat pada masalah bertujuan untuk memecahkan serta mencari sumber apa yang menyebabkan stres pada seseorang. Faktor kepuasan psikologis memberi sumbangan yang lebih tinggi, mencapai 40,9% dibandingkan sikap permisif orang tua dan faktor lingkungan teman sebaya yang hanya mencapai 38,4%. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok bagi subjek dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Merokok bagi remaja mempunyai kaitan erat dengan aspek psikologis terutama aspek positif yaitu sejumlah 92,6% sedangkan efek negatif hanya sebesar 7,5% (pusing, rasa kantuk, dan pahit). Perilaku merokok ini berkaitan erat dengan kondisi emosi. Kondisi yang paling banyak menyebabkan perilaku merokok yaitu ketika subjek dalam tekanan atau stres yaitu sebanyak 40,9%.Â
2. AlasanÂ
Untuk mengidentifikasi bagaimana stres mempengaruhi keputusan untuk merokok.Â
Untuk menjelajahi motivasi individu dalam merokok sebagai mekanisme koping terhadap stres.Â
METODE PENELITIANÂ
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kualitatif, yang dimana penelitian ini berfokus mengeksplorasi sebuah konsep dalam sebuah permasalahan yang diteliti. Proses penelitian ditonjolkan dengan latar belakang dan berdasarkan fakta di lapangan. Penelitian ini bersifat fenomenologis yang bertujuan untuk menjelajahi motivasi individu mahasiswa dalam merokok sebagai mekanisme koping terhadap stress yang dialami. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara tidak terstruktur mengenai kebiasaan responden terkait penggunaan rokok untuk mengurangi stress.Â
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Antropologi Unair kampus B, dengan jumlah responden sebanyak 5 responden. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, yang dimana mahasiswa antropologi 2024 khususnya yang mengonsumsi rokok secara berlebihan dan ketergantungan untuk mengurangi stress. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa responden mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang konsumsi rokok untuk dijadikan sebagai bahan kajian.Â
Dengan menerapkan pendekatan Phenomenological Research, penelitian ini berkomitmen untuk memahami bagaimana responden menguraikan pengalaman mereka terkait hubungan dalam kebiasaan merokok dan stress yang dialaminya. Analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara dari pendapat responden mengenai hubungan antara stress dan kebiasaan merokok. Selanjutnya pendapat yang telah diberikan oleh responden akan dikaji lebih dalam dengan cara memberikan parafrase dalam transkrip untuk memunculkan tema yang menjadi dasar interpretasi tentang hubungan antara stress dan kebiasaan merokok.