Kedelai merupakan bahan utama dari pembuatan teme dan tahu yang banyak di sukai oleh masyarakat Indonesia. Kedelai juga merupakan kebutuhan pangan yang penting untuk perbaikan gizi masyarakat seperti di Malang, yang di karenakan terdapat sumber protein nabati yang relative murah apa bila di bandingkan dengan sumber protein susu, ikan dan daging. Dimana protein dalam biji kedelai kurang lebih 35%, karbohidrat 35%, dan lemak 15%. Kedelai juga mengandung mineral seperti vitamin A dan B. Kabupaten malang sendiri mempunyai potensi lahan pertanian yang dapat membantu dalam meningkatkan produksi kedelai. Kementrian pertanian juga mulai memacu produksi pertanian untuk mencapai target swasembada melalui penambahan luas tanam dan bertahap, yang dapat membantu meningkatkan produksi kedelai. Oleh karena itu penelitian ini di lakukan secara maksimal mengenai potensi lahan dan juga kesesuian lahan yang cocok untuk tanaman kedelai di kabupaten malang dengan sistem informasi geografis.
      Dalam klasifikasi kesesuaian lahan merupakan pebagian dari ordoyang terbagi menjadi beberapa kelas yang terdiri dari S1, S2, S3 dan N. untuk penjelasan secara kualitatif dari penjelasan setiap kelas yaitu:
- Kelas S1 sangat sesuai (Highly Suitable) merupakan suatau lahan yang tidak mempunyai batas untuk penggunaan secara lestari atau sebaliknya yang mempunyai batas tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi.
- Kelas S2 Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan suata lahan yang mempunyai batas yang dapat mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus di lakukan, dan juga meningkatkan masukan yang bisa di perlukan.
- Kelas S3 sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan suatau lahan yang mempunyai pembatas yang berguna untuk mempertahankan suatu tingkat pengelolaan yang harus di lakukan dan juga pembatas dapat mengurai produktivitas dan keuntungan.
- Kelas N atau tidak sesui (Not Suitable) merupakan suatu lahan yang mempunyai batas tetapi tergolong masih bisa di atasi tetapi tidak dapat di perbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini yang menggunakan biaya yang rasional.
Dalam analisis ketersediaan lahan terdapat 2 pengelompokan yaitu lahan yang tersedia dan lahan yang tidak tersedia. Dimana Kabupaten Malang sendiri mempunyai lahan yang tersedia seluas 223.138 Ha (64,54) sedangkan lahan yang tidak tersedia seluas 122.592 ha (35,46).
Dalam analisis klasifikasi kesesuaian lahan kedelai terdapat beberapa faktor yang wajib di perhatikan dalam tahap klasifikasi yang di lakukan yaitu dengan memanfaatkan hasil dari overlay dari semua parameter. Ketika di lihat dari hasil total skornya merujuk ke pada interval kelas kesesuaian lahan kedelai. Dan hasil dari klasifikasi per kecamatan yang sesuai dengan penjelas yang di atas mengenai S1, S2, S3 dan N
Dalam analisis produksi kedelai Kabupaten Malang dari tahun 2015 sampai 2016 mempunyai produksi rata-rata yaitu 16.09 Ton/Ha (Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang). Dari rata-rata tersebut di kalikan dengan data luasan hasil dari analisis kesesuaian lahan tanaman kedelai S1  yang menghasilkan kedelai seberat 5.434.981 Kg, S2 yang menghasilkan kedelai seberat 83.802.686 Kg, S3 yang menghasilkan kedelai seberat 89.828 Ha yang nantinya akan muncul hasil dari analisis produksi kedelai  seberat 60.173.636 yang terdapat di Kabupaten Malang.
Jadi berdasarkan analisis kesesuaian lahan kedelai yang terdapat di Kabupaten Malang yang di lihat dari potensi lahan tanam yang cukup untuk tanaman kedelai, dan dari kesesuaian lahan yang mempunyai potensi untuk menghasilkan produksi kedelai yang cukup tinggi dan juga yang trakhir dari nilai prodiksi kedelai di setiap kecamatannya yang mempunyai hasil produksi yang terbesar yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H