Saya sering merenungkan bagaimana kualitas sebuah pertanyaan dapat mencerminkan tingkat kompetensi seseorang. Pertanyaan bukan hanya alat untuk mendapatkan jawaban, tetapi lebih dari itu, pertanyaan mencerminkan pemahaman mendalam dan wawasan si penanya. Dalam dunia asesmen kompetensi, semakin jelas bagi saya bahwa untuk menilai kompetensi seseorang secara efektif, pertanyaan yang diajukan harus dirancang oleh mereka yang benar-benar menguasai bidang tersebut.
Mengapa ini begitu penting? Karena hanya asesor yang memiliki wawasan mendalam dan pengalaman yang cukup dalam suatu bidang yang mampu merancang pertanyaan yang benar-benar menantang dan relevan. Pertanyaan berkualitas tinggi membuka peluang untuk menggali potensi tersembunyi dan memancing pemikiran kritis.
Sebagai contoh, seorang asesor yang berpengalaman dalam bidang kuliner mungkin akan bertanya, "Bagaimana pemilihan bahan baku lokal yang segar memengaruhi rasa dan tekstur hidangan di restoran fine dining?"Â
Pertanyaan ini tidak hanya menguji pengetahuan tentang teknik memasak, tetapi juga menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana bahan baku berinteraksi dengan keterampilan memasak untuk menciptakan pengalaman kuliner yang luar biasa, sesuatu yang hanya dapat diajukan oleh seorang asesor yang benar-benar menguasai aspek teknis dan artistik kuliner.
Begitu juga dalam dunia otomotif, seorang asesor yang berpengalaman dalam perawatan sepeda motor mungkin akan bertanya, "Bagaimana pengaruh pergantian oli secara berkala terhadap performa mesin sepeda motor di berbagai kondisi jalan dan jarak tempuh ?" Pertanyaan ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang perawatan berkala dan dampaknya terhadap kinerja serta daya tahan mesin sepeda motor dalam berbagai situasi.
Pertanyaan semacam ini bukan sekadar pertanyaan dasar tentang kapan mengganti oli, tetapi juga mencakup faktor-faktor seperti kondisi jalan, serta bagaimana penggunaan sepeda motor dalam perjalanan jauh bisa mempercepat proses keausan komponen mesin.Â
Pertanyaan semacam ini menunjukkan tingkat penguasaan teknis yang lebih tinggi, yang hanya bisa diajukan oleh seorang asesor yang benar-benar memahami mekanisme di balik setiap keputusan perawatan.
Ketika kompetensi diukur melalui pertanyaan yang dirancang oleh orang yang benar-benar menguasai bidangnya, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang kemampuan dan potensi seseorang. Pertanyaan-pertanyaan yang baik tidak hanya meminta jawaban, tetapi juga mendorong refleksi, kreativitas, dan kemampuan berpikir lebih dalam. Inilah esensi dari asesmen yang tidak hanya mengukur, tetapi juga menjaga dan memelihara kompetensi yang mendukung profesionalisme seseorang.
Namun, sebelum kita merancang pertanyaan untuk menilai kompetensi seseorang, tanyakan pada diri kita: Seberapa dalam saya menguasai bidang tersebut? Sebuah pertanyaan yang tajam dan menggugah refleksi hanya bisa muncul dari pemahaman yang mendalam. Sebelum mengukur kemampuan orang lain, pastikan kita telah menggali bidang yang akan dinilai dengan dedikasi dan kecermatan.Â
Hanya dengan menguasai inti keahlian tersebut, kita akan mampu menyusun pertanyaan yang benar-benar mengungkap kompetensi dan potensi terbaik seseorang. Jadi, apakah kita siap untuk benar-benar menguasai bidang yang ingin kita ukur?
Seorang asesor kompetensi harus menjadi pelakunya, bukan hanya pengamat, karena hanya dengan pengalaman langsung di lapangan asesor kompetensi dapat memahami seluk-beluk dan tantangan nyata yang dihadapi dalam bidang yang mereka ases.
Oleh: Arya Astina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H