Mohon tunggu...
Lyfe

Review Komik The Grand Legend Ramayana Vol. 1

31 Oktober 2015   23:05 Diperbarui: 1 November 2015   09:25 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Halo sobat Kompasiana, kali ini saya akan mengulas tentang komik mahakarya komikus Indonesia, Is Yuniarto. Komik ini berjudul The Grand Legend Ramayana. Bagi yang sudah membaca komik re:On, komik ini sudah tidak asing. Ya, betul. GLR, singkatan dari The Grand Legend Ramayana adalah komik yang telah diserialisasikan di komik kompilasi Indonesia re:On. Nama Is Yuniarto sendiri bukan nama baru dalam industri komik Indonesia. Karya-karyanya cukup terkenal dan selalu terbit dalam jumlah besar. Komik GLR volume 1 yang saya beli inipun merupakan cetakan kedua. Anda bisa melihat di dalam komik bahwa rentang waktu cetakan pertama dengan kedua hanya 3 bulan. Suatu hal yang cukup fantastis dalam dunia perkomikan Indonesia. Tak heran sensei Is Yuniarto memiliki ribuan penggemar di tanah air.

GLR sendiri menceritakan kisah yang diadaptasi dari India, Ramayana, yang memang sangat terkenal di seluruh dunia. tentang pangeran dari Kerajaan Ayodya, Rama, yang berusaha menyelamatkan istrinya, Sinta, yang diculik oleh seorang raksasa dari Kerajaan Alengka, Rahwana. Dalam perjalanannya Rama dibantu oleh Laksmana adiknya, Jatayu sang garuda, serta tentara kera (wanara) yang dikomando oleh Hanoman. Wibisana, adik Rahwana bahkan lebih memilih membantu Rama dibandingkan kakaknya.


Nah jika anda mengira GLR adalah komik yang menceritakan kembali kisah tersebut secara utuh, anda salah. GLR walaupun secara garis besar mengadopsi kisah Ramayana, dalam kenyataannya komik ini bersifat adapatasi bebas. Anda mungkin akan menemukan cerita yang benar-benar berbeda dari versi Ramayana yang sering anda dengar, tapi tidak melenceng dari nilai-nilai Ramayana versi asli.

Maaf bila spoiler.

Komik ini menceritakan tentang keadaan dunia yang sangat mencekam karena kehadiran makhluk-makhluk misterius, yaksha. Namun dalam keadaan itu ada negara-negara yang cukup kuat yang mampu membendung tindak-tanduk para yaksha. Salah satunya adalah Ayodya. Saking kuatnya, negara ini bahkan menawarkan kerja sama dengan negara lain dalam hal perlindungan dari gangguan yaksha dengan sedikit upeti sebagai bayarannya.
Raja Ayodya, Dashrath memiliki 3 putra (dalam komik GLR vol. 1 hanya terlihat 3 putra. Ramayana versi asli 4. Mungkin ini merupakan misteri dari sang pengarang) Rama, Laksmana dan Bharat.


Suatu hari Rama, Laksmana beserta gurunya (Wiswamitra) dan para pengawal ditugaskan untuk menyelidiki keadaan di Janashtan, salah satu negara dimana para prajurit utusan Ayodya menghilang tanpa bisa dijelaskan sebabnya. Dalam perjalanan mereka diserang gerombolan misterius yang membawa seekor yaksha berukuran raksasa. Walaupun Rama dkk mempelajari jurus kuno Ayodya (Shakti Raga), mereka tetap bukan tandingan yaksha raksasa. Seluruh pengawal tewas dalam kejadian ini. Dalam situasi terjepit, mereka ditolong oleh seorang perempuan bernama Sinta dan dibawa menuju suatu negara yang bernama Mithila. Lalu apa yang terjadi di Mithila anda bisa baca sendiri komiknya.

Di GLR volume 1 juga terdapat special chapter yang belum pernah dipublikasikan oleh pengarangnya.

Setelah tadi saya membahas tentang garis besar cerita, selanjutnya saya akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan komik GLR vol. 1 versi saya sendiri, he2.

Kelebihan:

  • Ceritanya unik.
    GLR menawarkan versi cerita yang berbeda dari Ramayana versi asli (walaupun garis besarnya sama) dan menampilkan plot yang berkarakter. Selain itu pakaian, senjata dan lifestyle masyarakat di GLR juga sangat modern. Hal ini yang membuatnya berbeda.
  • Penokohan.
    Saya merasa pengarang melakukan riset dan menjiwai karakter Ramayana asli dan mampu mengadaptasikan sifat-sifat tokoh asli ke dalam komik ciptaannya. Dalam GLR Rama memiliki sifat agak polos, Laksmana yang sedikit ceroboh, Wiswamitra yang sedikit galak, dan Sinta yang agak ngotot. Secara alami tokoh-tokoh dalam GLR berjalan sebagai mana mestinya.
  • Panel.
    Penempatan panel saya rasa cukup baik dan jelas sang pengarang juga membaca banyak komik terutama manga.
  • Gerakan.
    Jika anda lihat gerakan tokoh-tokohnya bersifat hidup (walaupun penggambarannya agak kaku) dan bergerak seperlunya. Pas dengan keadaan situasi mencekam yang memang perlu menghemat tenaga.
  • Ciri Indonesia.
    Anda akan melihat pakaian-pakaian yang dikenakan mengambil konsep penting dari pewayangan.
  • Fan art.
    Anda bisa cek di halaman-halaman terakhir. Ada kumpulan fan art unik kiriman dari para fans GLR. GLR bahkan menjual papercraft karyanya sendiri.

Selain itu ada banyak lagi kelebihan yang ada di komik GLR volume 1 ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Jika tadi saya membahas kelebihannya, sekarang saya akan membahas kekurangannya (versi saya).

Kelemahan:

  • Kertas cover.
    Saya secara pribadi mengatakan kertas cover yang digunakan tidak layak. Saya tidak tahu ini jenis kertas apa (mungkin art paper tipis), tapi saya tahu jenis kertas ini cepat rusak. Mudah melengkung.
  • Latar belakang tempat.
    Coba anda perhatikan di setiap panel, hanya sedikit latar belakang yang bisa kita lihat. Lebih banyak kosong atau dipenuhi gradient abu-abu (saya tidak tahu bagaimana menyebutnya). Menurut saya karena dalam situasi mencekam, latar belakang diperlihatkan secara lebih banyak agar pembaca bisa mengetahui bagaimana parahnya kondisi dunia karena kedatangan yaksha. Dalam beberapa manga bertema perang dan pertarungan banyak ditonjolkan tempat-tempat yang hancur karena efek kekerasan yang terjadi di tempat tersebut.
  • Gambar.
    Secara garis besar sensei sudah memiliki skill gambar yang baik. Tapi entah mengapa saya sebagai orang awam melihat gambar komik di GLR hanya memakai satu atau dua pena saja. Garis arsir, garis lekukan kain dan garis efek seolah satu pena dengan garis tokoh. Bahkan saya merasa latar belakang juga memakai pena yang sama.
  • Ekspresi tokoh.
    Hanya Laksmana yang sepertinya sangat hidup.
  • Sudut pandang.
    Sudut pandang di komik GLR rata-rata belum sampai mengeksplorasi angle yang perfect. Rata-rata diambil dari tempat yang sama. Saya kira pengarang harus menaiki helikopter untuk mengambil angle yang pas atau sesekali merayap di tanah. :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun