Mohon tunggu...
Arya Putra
Arya Putra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis lesu

mahasiswa telekomunikasi yang berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gara-gara Warisan, Tontonan Lebaran yang Sebenarnya Kita Butuhkan Namun Tenggelam dalam Persingan

16 Mei 2022   14:43 Diperbarui: 16 Mei 2022   15:11 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Lebaran selalu menjadi momen tepat untuk berkumpul bersama sanak saudara. Menyapa sanak saudara jauh, liburan ke tempat rekreasi atau sekadar menonton film bersama. Bicara tontonan film, saya rasa film yang tepat di momen yang tepat adalah kunci untuk merekatkan komunikasi antar keluarga.

Gara-gara Warisan saya rasa adalah tontonan yang paling tepat saat momen lebaran bersama keluarga. Saya bukan orang yang suka menonton film drama di bioskop. Beberapa hari lalu, saya dijebak oleh seorang kawan untuk menonton film ini. 

Mau tak mau pun saya akhirnya menonton. Sebelum berangkat ke bioskop, saya melakukan riset sedikit mengenai komentar dan review filmnya di media sosial.Ternyata film ini menuai respon postif dan rating tinggi oleh beberapa kritikus film seperti dari akun Watchmen di twitter dan Cinecrib di youtube.

Dengan ekspektasi tinggi saya berangkat menonton dan ekspektasi tersebut dibayar dengan memuaskan oleh Gara-Gara Warisan. Menurut saya, film ini adalah masterpiece yang dibutuhkan oleh keluarga! Sayang sekali film ini harus tertutupi oleh euphoria Dr.Strange dan KKN Di Desa Penari. Saya bisa jamin, dibanding kedua film blockbluster tersebut, Gara Gara Warisan tak kalah keren dan memuaskan.

Kenapa Gara Gara Warisan adalah Masterpiece yang Mampu Merekatkan Keluarga?

Film ini bercerita mengenai Pak Dahlan (Yayu Unru) yang berencana memberikan warisan berupa guest house dengan 70% keuntungan pengelolaan hotel akan diberikan ke salah satu dari ketiga anaknya. Namun sang Bapak mengharuskan ketiga anak untuk mengurus hotel secara bergantian dan nantinya suara dari karyawan lah yang menentukan keputusan hak waris. Dari sini konflik pun bermunculan.

Dengan plot yang sederhana tersebut, film berhasil mengurasi emosi dan memunculkan komedi dengan takaran yang tepat. Ada beberapa alasan kenapa film ini cocok untuk keluarga saat lebaran daripada yang lain.

1. Karakter dan permasalahan yang mudah relevan dengan kondisi keluarga saat ini.

Karakterisasi menjadi poin penting dari film ini dalam bercerita. Sosok Bapak yang sangat mengatur anak anaknya, ibu yang menjadi perekat untuk semua anggota, dan masing masing anak yang memiliki karakter berbeda. 

Anak pertama Adam  (Oka Antara) yang hidupnya dianak tirikan oleh bapak dan terlalu diatur hingga mengorbankan passionnya. Laras (Indah Permatasari), anak kedua yang memiliki jiwa empati tinggi hingga mengelola panti jompo sendiri dan Dicky (Ge Pamungkas) anak paling muda yang terjebak dalam kehidupan pecandu narkoba dan musisi yang kurang bersinar.

Keluarga ini telah lama hidup berpisah sejak sang istri meninggal dunia dan pak Dahlan menikah dengan istri baru. Dengan alasan warisan, Pak Dahlan memanggil ketiga anaknya untuk membahas guest house sebagai warisan. Pertemuan ini tak berjalan mulus. Banyak masalah personal yang terpendam antar anggota keluarga mewarnai konflik dari awal hingga akhir film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun