Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Konsumerisme

5 Agustus 2023   13:30 Diperbarui: 5 Agustus 2023   13:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita hidup

Di era yang serba cepat

Sebuah era 

Baca juga: Kisah si Mungil

Ketika ketamakan dan kerakusan 

Dikambinghitamkan

Kita menginginkan

Baca juga: Antrian

Kita membeli 

Kita memakai 

Kita membuang 

Baca juga: Peran yang Pertama

Tidak lupa

Kita banting tulang

Tulang retak bisa disambung kembali 

Tulang patah bisa disambung kembali 

Tulang hancur bisa disambung kembali

Tinggal

Mati tulang

Yang masih belum bisa

Dihidupkan kembali

Kita hidup di era

Yang penuh kesejahteraan

Uang dan permata

Emas hanyalah mainan 

Berputar-putar

Lebih dari sekedar lingkaran 

Bukan sekedar campur tangan setan

Melampaui batas kemanusiaan

Barang bisa dibuat 

Bahan bisa ditanam 

Barang bisa ditambang 

Barang bisa dipanen 

Kesadaran yang perlu diarahkan 

Agar mau membeli 

Agar mau bekerja

Agar mau saling debat 

Agar mau berbahagia bersama

Semua senang 

Dengan senyuman 

Dan tawa 

Yang sejatinya 

Sifat alami manusia

Lepaskah kemanusiaan manusia?

Begitulah teriak-teriak

Para pembela moral

Yang sering dilepehkan 

Mengakar sudah 

Kebudayaan yang mewah 

Patutkah kita melupakan

Asal muasal perilaku kita? 

Tanda tanya 

Yang banyak tercipta 

Dari rangkaian kata

Wacana 

Kitab-kitab

Adakah yang salah?

Ini kehidupan orang banyak 

Masa depan dan kesenangan 

Anak dan cucu 

Kita hanya manusia yang manut

Mencoba bertahan hidup

Tanpa adanya perburuan 

Tanpa adanya pemburu 

Setidaknya, 

Hidup kita aman 

Nyaman 

Dengan sebuah buku di paha 

Di dalam

Rumah yang hangat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun