Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

3 Juli 2023

3 Juli 2023   23:41 Diperbarui: 4 Juli 2023   02:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini, kami kembali mengembara di laman Kompasiana. Tanpa disadari, hampir satu tahun kami menepi dari dunia Beyond Blogging ini. Tidak masalah. Terkadang, masing-masing dari kita perlu waktu untuk rehat. Bersamaan dengan momentum kembali ini, kami membaca beberapa artikel. Sebagai penyegaran, sensasi membaca tulisan-tulisan dari sejenak Kompasianer. 

Tentang tanah dan pH. Konsep tentang pH sudah kami kenal sejak duduk di bangku SMP. Sederhananya, kami memahami pH sebagai derajat keasaman suatu benda. Dalam hal ini, yang dibahas adalah derajat keasaman tanah. 

Tanah sendiri adalah media tanam. Bisa dikatakan, tanah adalah media tanam paling tua yang dikenali oleh manusia. Dengan perkembangan teknologi, tibalah manusia di suatu titik di mana tanah bukan dipahami sekedar unsur belaka. Terdapat banyak mekanisme dan reaksi unik yang menyebabkan tanah bisa menopang banyak sekali hayati.

Baca juga: Ingatkan Daku

Artikel tentang pH dan tanah sangatlah penting dan bermanfaat. Secara ringkas, kita jadi memahami bahwa nilai pH dalam tanah menjadi indikator banyak hal. Dalam tindakan budidaya, pemahaman pH ini diperlukan dan seharusnya diperlakukan sebagai pemahaman dasar. Tentunya, agar upaya budidaya bisa mencapai tingkat yang lebih baik ke depannya. 

Lalu, kami membaca artikel tentang manfaat pisang. Dalam hal ini, adagium bahwa kelapa banyak manfaat dan tiada mubazir, adagium serupa sepantasnya disematkan kepada pisang. Pada kenyataannya, semua bagian dari pisang dapat dimanfaatkan dalam keseharian manusia. 

Buahnya, jelas bisa dimakan secara langsung atau diolah. Jantungnya, bisa juga dimakan dengan dijadikan lalapan. Daunnya, banyak fungsi. Selain sebagai alternatif payung jika ketinggalan, daun pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai alas dan/atau pembungkus makanan. Sejauh ini, banyak yang berpikir bahwa daun pisang adalah alternatif pengemasan yang ramah lingkungan. Daunnya yang bergetah ternyata juga bisa digunakan sebagai media pengobatan luka. Batang pisang, juga tak kalah menarik manfaatnya. 

Bisa dijadikan pengganti perahu bagi anak-anak (Menurut kami, tentunya bermain di lingkungan perairan semestinya juga diawasi oleh orang dewasa). Selain itu, batang pisang bisa dimanfaatkan sebagai "atap" bagi bibit-bibit tanaman muda.

Di daerah kami, Kota Pekanbaru, beberapa pembudidaya terpantau menggunakan teknik ini. Sengatan alam Pekanbaru pun bisa ditangkis, dan bibit-bibit dapat hidup dan tumbuh dengan tenang. Jangan lupa juga, batang pisang bisa dikeringkan, kemudian dijadikan bahan baku berbagai macam kerajinan. Akar pisang? Tanpa disangka-sangka, akar pisang juga memiliki manfaat. Dalam hal ini, penulis artikel menjelaskan bahwa akar pisang sedang dikaji dan diperkirakan terdapat banyak manfaat kesehatan dari akar pisang. 

Jelas, tidak ada bagian dari pokok pisang yang mubazir. Terlebih, di daerah tropis macam negara kita, pisang dapat tumbuh hampir di semua tempat. Mudah-mudahan pisang-pisang ini dapat bertahan lebih lama. Di tengah kekhawatiran, bahwa bisa jadi pisang yang kita kenali ini akan punah di suatu masa mendatang. 

Baca juga: Tangguhnya Amarah

Lalu, kami membaca artikel tentang carbo-loading. Suatu istilah baru bagi kami. Intinya, carbo-loading adalah metode penumpukan karbohidrat bagi calon atlet lari. Tentu saja, secara nalar, kita memahami bahwa para pelari yang menempuh jarak sekian kilometer setiap nomor perlombaan pastinya membutuhkan banyak tenaga. Melalui artikel ini, rasa penasaran kita dapat dibayar. Memang, atlet memerlukan banyak sekali tenaga agar dirinya dapat bertanding dengan kompetitif. Energi yang banyak itu dikumpulkan bukan dalam waktu satu atau dua hari, melainkan seminggu melalui metode carbo-loading. 

Artikel ini menjelaskan perhitungan kebutuhan karbohidrat selama menjalani carbo-loading. Tentu saja, karena ini berkaitan dengan nilai gizi, aspek hitung-hitungan ini perlu dicermati baik-baik. Tidak lupa, penulis artikel menjelaskan beberapa pantangan atau penjelasan lebih lanjut tentang carbo-loading, utamanya perihal hubungan konsumsi karbohidrat dengan nutrisi yang lain. Selain itu, penulis artikel juga menjelaskan beberapa contoh makanan yang bisa dicoba dalam satu hari menurut carbo-loading ini. 

Setidaknya, kami memulai dengan tiga artikel dulu. Kita baca, lalu kita pahami, lalu kita tulis lagi dengan bahasa kita. Suatu tindakan literasi yang sederhana, tapi bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun