Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Malam dan Hujannya

30 Juni 2023   23:54 Diperbarui: 30 Juni 2023   23:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam-malam didominasi oleh cuaca hujan. Air yang turun tidak mengingatkan kepada kenangan. Kehampaan adalah suatu keniscayaan. 

Dalam gelapnya malam, tiada suara yang didengar kecuali ributnya suara hujan. Dengan angin yang menghentak rumah-rumah selepas senja. Dinding sebagai pertahanan terakhir masih melindungi manusia di dalamnya. 

Orang-orang masih berjalan keluar. Sekedar mencari angin, walau angin sendiri datang menyerbu. Berjalan melewati jalanan yang menjadi sepi setelah berhari-hari sibuk dilewati. Orang-orang yang tersisa sibuk mencari hiburan diri. Di tengah kehampaan malam yang bercampur hujan. 

Tidak perlu pula merasa sedih. Ratapan tidak bisa didengar oleh siapapun. Si peratap bersembunyi dengan tenang di balik dinding batu. Dengan selimut air hujan, dan atap riuhnya dentuman air. 

Setelah menit-demi-menit berlalu, akhirnya hujan perlahan pergi. Meninggalkan genangan air dan selokan yang meluap menjadi banjir. Beserta hawa dingin dan udara sejuk. Namun, semua itu tidak cukup menenangkan kehampaan malam hari ini. 

30 Juni 2023

Baca juga: Suatu Malam Purnama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun