Tulisan ini telah ditayangkan di website kecil-kecilan kami, Jurnal Harian
Entah apa lagi laporan-laporan yang menyelimuti kasus kematian Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat ini. Setelah sekian banyak plot-plot twist yang benar-benar membuat akal sehat twisted, sekarang muncul lagi rekomendasi baru yang membuat kesadaran publik berguncang hebat.Â
Komnas Perempuan pada hari Kamis silam memberikan pernyataan bahwa Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat memang melakukan pelecehan seksual kepada PC. Tidak tanggung-tanggung, langsung perkosaan katanya. Juga, PC di sini bukanlah singkatan di dunia teknologi yang merujuk kepada personal computer. Melainkan PC yang merupakan istri dari Fer D. Sambo itu.
Memang aneh bin aneh bin aneh. Padahal, laporan pelecehan yang dilaporkan oleh pihak Fer D. Sambo telah dihentikan oleh Bareskrim Polri. Cuma, laporan terbaru dari Komnas Perempuan ini  menyatakan bahwa lokasi perkaranya ada di Magelang, bukan di Duren Tiga. Bagaimana, sih? Apa maksudnya sekelas penyidik Polri saja memang kecolongan tidak bisa menemukan bukti yang valid kalau pelecehan memang terjadi di Magelang, bukan Duren Tiga? Sampai-sampai harus sekelas Komnas Perempuan yang ikut campur memberikan laporan dan butir-butir rekomendasi yang diserahkan secara seremonial ke pihak kepolisian?
Kita sebagai pihak awam yang hanya menyaksikan jalannya kasus ini memang tidak diberi masa untuk bernafas lega. Ada saja keluh-kesah atau indikasi kejanggalan dalam kasus ini. Entah itu dari pihak keluarga Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat, para pengacara, maupun dari pihak kepolisian dan sekarang nimbrung Komnas Perempuan ini. Entah laporan itu merupakan bentuk penggiringan opini, atau murni hasil kerja dari Komnas Perempuan.Â
Tapi, sependek pemahaman kami dari keterlibatan si Komnas, mereka hanya mengambil sumber dari keterangan si PC sebagai istri dari Fer D. Sambo. Jika yang diwartakan oleh pemberitaan itu benar, maka kita bisa mengatakan bahwa pihak Komnas Perempuan tidak melakukan kroscek data dengan sumber-sumber lain selain si PC istrinya Fer D. Sambo. Ini sejauh pemahaman kami, loh, ya.
Hal yang unik, Komnas Perempuan tetap menyalahkan si Fer D. Sambo sebagai perusak sistem penanganan kasus kekerasan seksual yang telah lama dibangun di Indonesia. Secara  singkat, mereka menuding bahwa posisi Fer D. Sambo yang kuat menghalangi rapat kinerja dari berbagai instansi terkait berhubungan dengan kasus kekerasan seksual.
Geliat dari Komnas Perempuan yang begitu melawan arus ini menjadi perhatian banyak pihak. Baik itu pihak dunia nyata maupun pejuang dunia maya. Pada umumnya, mereka sama-sama menyuarakan rasa curiga dan heran terhadap geliat Komnas Perempuan ini. Satu hal yang pasti, kecurigaan publik bahwa Komnas Perempuan juga telah disogok menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Sebagaimana biasanya, pihak yang dituduh pastilah mengelak dan membantah. Kalau begini terus, bagaimana kita sebagai publik bisa mendapatkan keterangan yang jelas tentang penyelesaian kasus Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat ini?Â
Satu hal yang baru kita ketahui secara pasti, bahwa Fer D. Sambo ini memang sebagai dalang dari pembunuhan berencana. Inisial "D" di sini bukan merujuk ke "Dream" atau "Done," melainkan "Death." Jangan sampai kalau benar-benar akan dihukum mati, si Fer D. ini justru mati tersenyum dan membuka era bajak laut yang baru.
Masalah dugaan pelecehan sendiri, agaknya hanya Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat sendiri yang tahu kebenarannya. Entah dirinya memang melakukan atau sedang difitnah habis-habisan walau riwayatnya sudah tamat sejak dua bulan silam. Disebabkan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat sendiri sudah meninggal dunia, keterangan dan laporan siapa lagi yang bisa dipercaya berkaitan dengan agenda pelecehan dan pelecehan ini?
Ditulis di Pekanbaru pada 4 September 2022