Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inner Sanctum (I), Kisah Dua Orang Prajurit

29 November 2018   08:07 Diperbarui: 29 November 2018   08:33 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Gerbang besar, yang kira-kira memiliki dimensi 200 meter kuadrat, terbuka dengan tenaga beberapa budak yang khusus bertugas untuk membuka gerbang, lengkap dengan seorang pamong dengan cambuknya yang begitu menakutkan. Para penduduk kota, yang awalnya bercengkrama dengan senangnya, sekarang lari ketakutan menuju rumah mereka masing-masing. Bahkan ada yang sampai kencing celana dan tidak bisa bergerak.

            Apa yang mereka takutkan? Tidak salah lagi. Para pasukan berkuda itu dalangnya!!!

            "Tuan Farez telah kembali!!!  Tuan Farez telah kembali!!!" teriak para penjaga.

            "Memalukan!!! Hanya sekumpulan kecil pasukan berkuda saja sudah begitu heboh," komentar seseorang dari balik kastil. Dia terlihat begitu perkasa dengan jubah merah maroon. "Itu hal yang wajar, Tuanku. Pasukan berkuda itu telah menyebarkan banyak teror atas namamu juga," jelas seorang penjaga yang lain. " 'Teror' ya? Aku rasa terma itu sedikit berlebihan."

            Pasukan berkuda itu, mereka terdiri dari 10 orang penunggang terbaik. Pimpinan mereka bernama Farez. Sudah cukup lama dia mengabdi untuk kerajaan (?). ada yang mengatakan bahwa dia telah mengabdi selama 30 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa dia telah mengabdi selama 35 tahun. Versi yang mana yang benar, tidak ada kepastian. Bahkan Farez sendiri menolak untuk memberikan kepastian lama masa baktinya dengan negara.

            "Tuan Farez segera menghadap Tuanku!!!" Teriak salah seorang pejabat kastil.

            Pintu besar itu terbuka, bentuknya sedikit lonjong ke atas. Hanya ada beberapa pejabat di ruangan itu, termasuk Tuanku. Para pejabat lain, semuanya terlihat membungkuk kan badan. Karpet merah itu, seakan-akan disediakan ekslusif hanya untuk Farez. Dia berjalan dengan congak, tidak melihat ke bawah, apalagi ke belakang.

            "Tuanku, aku kembali. Dan aku membawa banyak berita kepadamu." Hormat Farez. Dia berlutut dengan penuh kepatuhan. "Oh, salah satu prajurit terbaik ku kembali. Dari sekian banyak berita itu, aku hanya ingin mendengarkan beberapa di antaranya. Apa kau sudah siap melaporkan beberapa kejadian penting?" Ucap Tuanku. Suara jubah maroon itu terdengar cukup aneh. Suara orang dewasa, tetapi sengau yang terdengar seperti bukan suara manusia.

            "Dengan penuh hormat, Tuanku. Tanyakan lah! Tanyakan apa pun yang terbesit di dalam hatimu."

            "Tidak, aku berubah pikiran." Ucap Tuanku dengan mendadak.

            "Eh!!?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun